Kepada The Chronicle, Chong menceritakan kisahnya di balik dari pembuatan animasi tersebut. Pertama kali, ia membayangkan 'We Bare Bears' sebagai cerminan dari marginalisasi atau rasisme yang ia rasakan di masa lalunya.
"Itu tentang pengalaman saya sebagai orang Amerika-Asia dan merasa seperti orang luar yang tumbuh di mana saya tidak cukup tahu tempat saya di antara dunia," kata Chong, yang dibesarkan di pinggiran kota Orange County yang didominasi oleh orang kulit putih.
"Kami semua berusaha menemukan tempat, dan berusaha untuk menyesuaikan diri," imbuhnya.
Baca Juga: Gene Deitch, Sutradara Kartun Legendaris Tom and Jerry Meninggal Dunia
Episode 'Baby Bears' yang menceritakan masa kecil tiga beruang di awal tahun seringkali menunjukkan perjuangan dan keputusasaan mereka untuk diadopsi.
Grizzly (Eric Edelstein), Panda (Bobby Moynihan), Ice Bear (Demetri Martin) serta Charlie (Jason Lee) kerap dipandang sebagai teror misterius oleh dunia manusia.
Namun dalam film barunya, perasaan keterasingan itu menjadi lebih sentral dengan mengambil gaya baru. Setelah beruang secara tidak sengaja menyebabkan pemadaman seluruh kota, warga menyerukan pembuangan mereka, memaksa mereka untuk melarikan diri.
Baca Juga: Kabar Gembira! Studio Ghibli Garap Dua Film Baru di Tahun 2020
“Ketakutan terbesar yang disadari adalah perasaan bahwa Anda tidak lagi ingin berada di sana dan semua orang ingin Anda pergi, dan Anda akan dipenjara atau semacamnya karena orang-orang mendiskriminasi Anda,” kata Chong.
Narasi Chong tentunya adalah tanggapan khusus terhadap apa yang sedang terjadi belakangan ini.
Chong menegaskan, apabila para penonton bisa menemukan keselarasan dan mendapatkan pesan dari acara 'We Bare Bears' itu tandanya baik, namun lebih dari itu, Chong berharap bisa membuat penontonnya terhibur dan tertawa.
Baca Juga: 3 Rekomendasi Film Animasi 2020 yang Bisa Ditonton Bareng Keluarga