Dengan demikian, masih ada sekitar 43.000 lebih lainnya yang khusus untuk Sulsel sendiri.
"Menurut estimasi kami, kalau seperti tahun sebelumnya itu ada sekitar 26.000 ekor yang keluar. Tetapi kalau untuk konsumsi hewan kurban kita, tahun kemarin itu berkisar kurang lebih 43.000. Nah, saya kira tidak terlalu jauh dari itu untuk Sulsel tahun ini," sebut dia.
Azis melanjutkan, setiap tahunnya, Sulsel turut mengirimkan hewan ternak ke wilayah lain antar pulau.
Hal ini dikarenakan, Sulsel dikenal sebagai salah satu provinsi lumbung ternak di Indonesia.
Baca Juga: Selain Penangananan Covid-19, Pembangunan Harus Jadi Perhatian Pemerintah Daerah
"Insya Allah, untuk stok hewan kurban, baik untuk Sulawesi Selatan maupun yang disuplai di tiap daerah di Indonesia Timur, saya kira tetap stoknya aman," tegas Azis.
Lebih jauh, pihaknya pun telah mengimbau kabupaten/kota agar mengawasi dan melaporkan kondisi ternak.
Dalam hal ini mengontrol kelayakan hewan yang akan dikurban. Adapun pemeriksaan hewan kurban dilakukan dua langkah, yakni pemeriksaan antemorten dan postmorten.
Antemorten pemeriksaan yang melihat secara fisik ternak sebelum dipotong. Sedangkan postmorten adalah pemeriksaan melihat bagian dalam hewan yang disembelih.
Baca Juga: Dinilai Lalai, RSUD Daya Dikenai Sanksi oleh Pemkot Makassar