Kang Emil pun meminta kepada para pelaku UMKM di Jabar agar bisa menyesuaikan diri dengan era disrupsi, khususnya disrupsi bidang teknologi digital, dengan menggunakan sistem digital dalam ekosistem usahanya. Menurut Kang Emil, ekosistem digital penting untuk memperkuat pemasaran UMKM.
“Kita boleh kaget dengan disrupsi, tapi siap tidak siap interupsi itu akan hadir, apakah oleh interupsi kesehatan, teknologi, atau sosial politik,” kata Kang Emil.
“Untuk itu saya berpesan, UMKM di Jawa Barat harus siap dan memiliki ketangguhan terhadap interupsi tadi. Pasca-COVID-19 ini akan menunjukkan, siapa yang dekat dengan teknologi hidupnya lebih mudah dan yang jauh dari teknologi akan lebih sulit (bertahan),” tambahnya.
Baca Juga: Melalui Rembuk Stunting, Pemkot Bandung Serius Tekan Angka Stunting
Untuk memulihkan ekonomi koperasi dan UMKM di Jabar, Pemprov Jabar juga sedang menyiapkan pembentukan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
“Jadi, nanti sumber pendanaan tidak hanya perbankan konvensional. Kami juga akan melakukan pembentukan BLUD sebagai pembiayaan dari dana pemerintah untuk memfasilitasi pembiayaan pemasaran (bagi koperasi dan UMKM),” ucap Kang Emil.
“Dan per hari ini juga kami sudah melakukan program padat karya. Sudah 50 ribu warga Jawa Barat dalam empat minggu terakhir terlibat dalam proyek-proyek padat karya untuk memulihkan penghasilan yang terdampak COVID-19,” tuturnya.
Baca Juga: Di Tengah Pandemi, Len Industri Jaga Keberadaan UMKM di Bandung Raya
Di masa pandemi ini, Kang Emil pun tidak memungkiri adanya pergeseran perilaku konsumen yang muncul akibat keterbatasan pergerakkan atau mobilitas karena kekhawatiran terhadap ancaman kesehatan.
Meski begitu, Kang Emil mengatakan, hal itu bisa menjadi peluang usaha bagi para pelaku UMKM, antara lain pasar dan belanja online, bisnis dan jasa pengantaran barang, home service atau delivery, bisnis makanan beku, sekolah atau kursus online, produksi fashion baru berupa masker dan face shield, konsumsi jamu, herbal, rempah-rempah, halal product, solo travel, dan bisnis baru di produksi dan industri kesehatan.