Menurut Dicky, sejumlah negara Asia dan Eropa sebelumnya telah melarang produk antivirus dari Jepang yang berbentuk kalung juga.
Pasalnya, selain dianggap tidak memiliki dasar ilmiah, kalung itu juga dikhawatirkan akan membuat rasa aman palsu yang melonggarkan aksi pencegahan.
Untuk itu, dia meminta agar semua pihak memahami prinsip penularan Covid-19 dengan benar.
Ia juga mengimbau agar pemerintah lebih fokus pada strategi yang sudah sangat jelas terbukti secara ilmiah dan juga fakta terkini, yaitu testing, tracing, dan isolated.
"Adanya kalung apa pun tidak akan berpengaruh saat tangan yang terpapar virus menyentuh hidung, mata, dan mulut," kata Dicky.
Baca Juga: Kalung Anti Virus 'Shut Out' Benar-benar Bisa Menangkal Virus? Ini Kata Dokter!