Palembang, Sonora.ID – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan penyebab turunnya hujan di Sumatera Selatan yang tidak menentu dikarenakan masih adanya perlambatan massa udara di wilayah barat Sumsel hingga Lampung.
Hal ini diungkapkan, Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Kelas I Kenten Palembang, Nandang Pangaribowo, saat dihubungi Tim Smart Fm Palembang, Selasa (07/07).
Nandang mengatakan, berdasarkan informasi yang pihaknya terima dari Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, penyebab turunnya hujan yang tidak menentu juga diakibatkan oleh belokan massa udara di wilayah udara dua atau selat bangka.
Baca Juga: Tak Disangka, Perusahaan Industri Pembuatan Alkes Ini Berlokasi di Palembang
“Sehingga pada belokan tersebut masih ada potensi awan yang mengandung uap air, dan saat cuaca lokal yang kondisinya panas dapat menyebabkan potensi pembentukan awan dan kondisi hujan dalam skala lokal rentan terjadi,” katanya.
Hal inilah yang menyebabkan sering turunnya hujan secara tiba-tiba di beberapa wilayah di Sumsel.
Terkait cuaca kemarau yang terjadi pada tahun ini, lanjut Nandang, berdasarkan perkiraan yang dirilis pihaknya, diperkirakan puncak musim kemarau pada tahun ini akan terjadi pada bulan Agustus dan September.
Baca Juga: Waspada! BMKG Prediksi 4 Wilayah Ini Berpotensi Hujan Petir dan Angin
“Berdasarkan perkiraan yang kami rilis, untuk sifat hujan dalam enam bulan ke depan, diperkirakan curah hujan di Sumsel akan bersifat normal. Dan diperkirakan sampai nanti puncak kemarau yang biasanya terjadi pada bulan Agustus dan September masih akan terjadi hujan,” katanya.
Sehingga BMKG memprakirakan wilayah Provinsi Sumatera Selatan dengan 17 kabupaten dan kota itu pada tahun 2020 ini akan mengalami kemarau basah.