Medan, Sonora.ID - Unicef Indonesia melihat jumlah anak-anak yang mengalami masalah gizi di Indonesia bisa mengalami peningkatan tajam jika fasilitas kesehatan yang terbebani, rantai pasokan makanan yang terganggu, dan hilangnya pendapatan karena COVID-19. Untuk mencegah itu terjadi, perlu dilakukan tindakan cepat.
Perwakilan UNICEF, Debora Comini mengatakan, sebelum COVID-19, Indonesia sudah menghadapi masalah gizi yang tinggi.
Saat ini, lebih dari dua juta anak menderita gizi buruk dan lebih dari tujuh juta anak di bawah usia 5 tahun mengalami stunting.
Baca Juga: Begini Upaya Pemerintah Kabupaten Gowa Tekan Jumlah Anak Stunting
Estimasi UNICEF baru-baru ini menunjukkan bahwa dengan tidak adanya tindakan yang tepat waktu, jumlah anak yang mengalami wasting atau kekurangan gizi akut di bawah 5 tahun dapat meningkat secara global sekitar 15 persen tahun ini karena COVID-19.
“Ini berarti ada peningkatan risiko wasting, suatu kondisi yang ditandai dengan berat badan rendah jika dibandingkan dengan tinggi badan, juga di Indonesia banyak keluarga yang kehilangan pendapatan rumah tangga sehingga menjadi kurang mampu membeli makanan sehat dan bergizi untuk anak-anak mereka,” jelasnya.
Pada saat yang sama, ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa anak-anak yang mengalami wasting akan lebih cenderung mengalami stunting, atau memiliki tinggi badan yang rendah untuk usia mereka, dan dapat mengakibatkan lebih banyak anak stunting di negara ini.
Baca Juga: Melalui Rembuk Stunting, Pemkot Bandung Serius Tekan Angka Stunting
Anak-anak dengan stunting dan wasting akan rentan terhadap gangguan perkembangan jangka panjang.
“COVID-19 memukul keluarga yang paling rentan,” kata Debora.