Bantuan dari berbagai pihak terus mengalir dan disalurkan secara transparan.
Menurut Nurdin, bantuan tersebut sangat berarti bagi rumah sakit, sebab satu ventilator berada di kisaran harga Rp600 juta hingga satu miliar rupiah.
Bagi rumah sakit yang berada di bawah naungan pemerintah provinsi atau Kementerian Kesehatan, lebih mudah untuk melakukan pengadaan ventilator.
Olehnya itu, pihaknya memberikan bantuan ke rumah sakit swasta untuk mengurangi beban keuangan mereka.
Baca Juga: Ditemukan Tak Pakai Masker, Pj Walikota Makassar Minta Dihukum Bersihkan Jalan
Selain itu, rumah sakit tersebut juga merupakan rumah sakit penyangga Covid-19.
"Tetapi yang swasta, seperti yang kita berikan ke RS Ibnu Sina, terus RS Akademis, RS Stella Maris, itu ada juga pasien-pasien Covid-19. Makanya kita berikan. Kita berikan secara merata," sambungnya.
Sedangkan alat PCR yang diberikan ke RSKD Dadi, merupakan alat PCR kedelapan yang dimiliki Pemprov Sulsel.
Dengan demikian, hadirnya alat PCR tersebut akan meningkatkan jumlah test spesimen.
"Sekarang ini, salah satu keluhan dari para pasien adalah lambatnya hasil. Dengan mempunyai PCR sendiri bisa lebih cepat dalam melakukan test dan hasilnya juga lebih cepat disampaikan ke pasien," tandas Nurdin.
Baca Juga: Yayasan Buddha Tzu Chi Makassar Beri Bantuan Ventilator dan Obat untuk Gugus Tugas Covid-19 Sulsel
Sementara, Direktur Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi, Arman Bausat, mengatakan, bantuan ini sangat dibutuhkan untuk memberikan hasil yang cepat dan kepastian pada keluarga serta tindakan yang dapat dilakukan terhadap pasien.
Hadirnya mesin PCR diharapkan dapat membantu kapasitas jumlah pemeriksaan swab test di Sulsel.
Untuk diketahui, Group Astra menyerahkan dua ventilator yang diterima Gubernur pada Selasa, 16 Juni 2020 lalu.
Sedangkan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia menyerahkan dua ventilator dan tiga ventilator portable, 7 Juli 2020.
Baca Juga: Jaga Transparansi dan Aset Negara, Pelindo IV Gandeng Kejati Sulsel