Hobby Sarah memang bernyanyi dan kebetulan band Sarah dan band Gerald ada dalam satu basecamp.
Basecamp yang dimaksud adalah rumah di daerah Buah Batu milik Horis, salah satu personil band.
Gerald tidak ikut meeting karena suatu hal. Sehingga ia memutuskan untuk pulang diantarkan oleh drummernya.
Sesampainya di rumah, Sarah segera berbuka dan salat magrib.
Masih lelah, ia mengunci pintu dan berbaring sambil membaca pesan yg masuk. Dan Sarah pun tertidur..
Dalam tidurnya, Sarah bermimpi bertemu Gerald
“Ayok berangkat!” Ajak Gerald.
Sarah menggeleng enggan pergi, entah kenapa ia tau jika sedang bermimpi.
Tiba-tiba Gerald berubah menjadi menyeramkan dan berteriak marah
“AYO PERGI!!” teriaknya.
Baca Juga: Tak Kalah Bikin Merinding, Ini 5 Rekomendasi Film Horor Animasi
Seketika ia langsung terbangun dari tidur karena kaget.
Dan dalam keadaan masih sangat mengantuk, mata Sarah tertuju pada seseorang yang duduk menunduk di ujung kasur dekat kakinya.
Seorang laki-laki memakai topi mirip Gerald.
Mata Sarah semakin berat, rasa kantuknya semakin tak tertahankan. Tidak biasanya ia begitu.
Ia kemudian menutup matanya dan tiba-tiba ingat jika pintu kamarnya sudah dikunci sebelum Sarah tidur!
Lalu bagaimana Gerald bisa masuk? Tetoott.. Tetoott.. Suara ringtone HP Sony Ericsson tanda telepon masuk berbunyi.
“Halo? Nong! Gerald bentar lagi jemput! Udah siap kan?” Cecar Gerald bersemangat.
“Rald, lo tadi kekamar gue?” Tanya Sarah mengabaikan pertanyaan Gerald.
“Ga tuh! Gerald baru pulang ini langsung telepon kamu!” Sarah diam dengan Kantuk yang mendadak hilang.
Sarah langsung berdiri menyambar pegangan pintu dan masih dalam keadaan terkunci.
“Nong woy!!” Teriak Gerald di telepon.
“Iya 15 menit lagi jemputnya, gue shalat isya dulu.” Sahutnya.
Ia tutup telepon dan segera keluar dari kamar.
A Jani sedang bersila diruang depan kamar Sarah sambil bermain HP.
“A, tadi Gerald kadieu teu?” (A, tadi Gerald kesini ga?) Tanya Sarah.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Film Horor Indonesia yang Dibuat Berdasarkan Kisah Nyata
“Teu aya,” (Ga ada) jawab A Jani tanpa berpaling dari HP nya.
“Nu baleg?” (Yg bener?) Ujar Sarah kembali berusaha meyakinkan.
“Baleg ih, sadinten ieu teu aya tamu.” (beneran ih, seharian ini ga ada tamu) yakin A Jani.
Sarah terdiam dan berusaha mengabaikann. Mungkin mereka lagi iseng.
Sarah segera mengambil wudhu dan salat.
Setelah selesai salat, ia bersiap-siap untuk segera pergi ke Lembang.
Karena Lembang sangat dingin dan mereka pergi menggunakan motor, Sarah memakai jaket yang paling tebal, tidak lupa syal rajut kesayangan warna pink.
Gerald sudah datang, mereka pun pergi menuju Lembang tanpa tau sesuatu sedang menunggu mereka.
Motor yang mereka tumpangi berjalan pelan karena masih di dalam komplek perumahan.
Mereka tidak berbicara satu sama lain dan hanya sibuk dengan pikirannya masing-masing.
Ketika mendekati sekolah SMA, Sarah melihat seorang kakek berjalan pelan
Sarah terus memperhatikan kakek tersebut tanpa sadar.
Kakek tersebut berada jauh dari motor mereka, posisinya di sebelah kanan jalan & berjalan membelakangi Sarah dan Gerald.
Semakin lama semakin mendekat, hingga di pertigaan SMA, kakek itu mengambil jalan ke kanan, persis seperti yang akan mereka lakukan.
Setelah kakek itu belok kanan, dalam hitungan dua detik mereka pun mengambil jalan yang sama dengan si kakek.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Film Horor Thailand, Dijamin Bikin Merinding!
Tapi saat motor berbelok, tidak ada siapa-siapa di sana.
Jalanan sepi, tidak ada satu orang pun pejalan kaki. Sontak Sarah terkesiap otomatis mencari si kakek.
Jalan komplek itu lurus tanpa ada belokan lain atau pun gang.
Tidak mungkin kakek itu bersembunyi.
Gerald menyadari keganjilan gerak gerik ku.
“Kunaon, Nong?” (Kenapa, Nong?) Tanya Gerald.
“Tadi aya aki2 belok didieu saeuncan urang belok! Naha euweuh?” ucapnya.
(Tadi ada kakek2 belok disini sebelum kita belok. Kenapa ga ada?) tanya Sarah panik.
“Tong ngalamunlah! Euweuh sasaha titatadi ge!” (Jangan ngelamun! Ga ada siapa2 dari tadi juga!” Seru Gerald.
Karena sudah mengalami kejadian aneh hari ini, Sarah mulai terbiasa.
Akhirnya ia mencoba membicarakan banyak hal dengan Gerald untuk menepis rasa takut sepanjang perjalanan.
Jalan menuju Lembang saat itu masih banyak berupa pohon-pohon lebat di kanan kiri jalan.
Saat itu, tepat di tanjakan sebelum Kafe yang akan mereka datangi, Sarah melihat seekor kucing hitam melintas di tengah jalan dekat sekali dengan lintasan mereka.
Tetapi Gerald sama sekali tidak memperlambat kecepatan motor. Reflek Sarah menepuk pundak Gerald sambil berteriak..
“Rald!! Ucing!! Launan!!”(Rald!! kucing!! Pelanin!!) Teriak Sarah sedikit tertahan sambil menunjuk-nunjuk kucing tersebut.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Film Horor Jepang, Siap-Siap Tutup Mata Anda!
Tanpa babibu Gerald malah tancap gas membuat Sarah sedikit terjengkang.
“Cicing siah, Nong!! Euweuh nanaon!”(Diem kamu, Nong!! Ga ada apa2) Balas Gerald sewot.
Sarah kemudian bengong dan berbalik kebelakang melihat ke arah kucing tersebut duduk dan memang tidak ada apa-apa disana.
Kosong, dan ia pun shock karena jelas-jelas kucing hitam tadi bukan halusinasi.
Lanjut, mereka pun akhirnya sampai di Kafe.
Mereka segera turun dan memilih saung dan kemudian memesan indomie keju kornet.
Sarah memesan teh manis panas, sedangkan Gerald memesan kopi.
Sebenarnya, saat itu Sarah masih gelisah karena kejadian terakhir.
Tapi, mereka sudah sepakat tak mau membahas dan berusaha mencari topik obrolan lain.
Sarah pun lupa karena larut dalam suasana malam yang dingin.
Langit cerah berbintang ditemani minuman hangat rasanya nikmat sekali.
Tak terasa waktu imsak datang, tanda mereka harus segera pulang agar bisa menunaikan salat subuh.
Kami meminta bill, saat waitress datang menyerahkan bill, dia bertanya.
“A, Teh, bade uih ayeuna leres?” (A, Teh, mau pulang sekarang ya?) tanyanya.
“Iya A” Jawab Sarah dan Gerald berbarengan.
“Hemmm, yakin?” Sahutnya menyelidik.
“Iya A biar keburu salat subuh” Gerald membalas.
“Sok atuh, hati-hati nya dijalan” Ujarnya.
“Iya A nuhunnya” (iya A makasih ya) Sahut Sarah.
Mereka berjalan menuju kasir dan terjadi lagi percakapan yang serupa, kasir tersebut meminta Sarah dan Gerald untuk berhati-hati.
Baca Juga: 3 Desa di Indonesia yang Terkenal Mistis Layaknya Desa Penari
Tanpa curiga, mereka pun membayar dan pergi ke parkiran.
Tukang parkir menghampiri mereka. Dan tebak? Percakapan yang sama terulang lagi.
Berujung tukang parkir tersebut meminta mereka untuk berhati-hati.
Seketika Sarah dan Gerald pun saling pandang, paham akan perasaan tidak enak yang sekarang mereka rasakan.
Dan ternyata.. beberapa kejadian yang Sarah alami sebelum berangkat hanya ‘intro’.
Kalau saja ia tidak cuek dan lebih memperhatikan tanda-tanda.
Kalau saja Sarah tidak memaksakan pergi setelah mengalami dua kejadian pertama. Sarah dan Gerald tidak akan mengalami kejadian ini.