Nantinya, kata Eddy sebelum para pedagang itu beroperasi kembali, mereka harus menunjukkan hasil test swab dengan status negatif Covid-19 kepada petugas di Pasar Keputran. Nah, selama dilakukan sterilisasi itu Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya juga menyiapkan petugas test swab di lokasi.
“Jadi kami mohon seluruh pedagang agar sukarela untuk melakukan test swab, kita tidak usah takut hasilnya apapun, ini demi kesehatan dan keselamatan warga Surabaya khususnya para pedagang,” katanya.
Kasatpol PP Surabaya ini berharap kepada seluruh masyarakat agar bersama-sama meningkatkan sense of crisis di masa pandemi Covid-19 ini. Sebab, untuk memutus mata rantai pandemi harus dilakukan secara-bersama.
Baca Juga: Pertimbangkan Skala Pandemi, GIIAS Surabaya 2020 Resmi Batal
“Sebab pandemi ini bukan hanya tanggung jawab Pemerintah Kota, TNI dan Polri, tapi tanggung jawab kita semua. Termasuk pedagang yang ada di Pasar Keputran,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Teknik dan Usaha, PD Pasar Surya Surabaya, Muhibuddin menambahkan, Pasar Keputran merupakan salah satu pasar induk yang cukup besar di Kota Surabaya, dengan jumlah stand sekitar 1200 an. Nah, selama diliburkan nanti, ia mengimbau kepada masyarakat khususnya pedagang eceran yang biasa membeli di Pasar Keputran agar membeli di pasar lain.
“Intinya kita tidak melakukan penutupan pasar, tapi mensterilkan pasar dan lingkungan sekitar. Jika selama ini (pedagang) ambil di Pasar Keputran, maka nanti (selama diliburkan) mereka bisa cari tempat lain,” kata Muhibuddin.
Meski Pasar Keputran diliburkan, Muhibuddin memastikan bahwa transaksi penjualan para pedagang itu masih bisa tetap berjalan. Sebab, mereka juga punya jaringan di pasar-pasar yang lain. Selain itu pula selama diliburkan para pedagang bisa menerapkan sistem penjualan jemput bola.
“Kalau kemarin pembeli yang jemput bola, kalau sekarang (selama diliburkan) penjual atau pedagang yang antar,” pungkasnya.