Risma menyebut, tim ini nantinya tak bekerja sendiri. Sebelum melangkah atau memutuskan suatu kebijakan, mereka akan mempertimbangkannya dahulu dari berbagai sisi aspek. Misalnya di pusat perbelanjaan, harus ada pertimbangan dari sisi pengaturan pengunjung hingga transaksi pembelian.
“Jadi gak sendiri, maksudnya kalau dilihat dari sisi perdagangan, dia mungkin atur transaksi saja. Tapi kalau dengan tim, maka diatur misalkan caranya antre kalau di dalam penuh, antrenya gimana di luar begitu,” tutunya.
Meski demikian, wali kota perempuan pertama di Surabaya ini menyatakan, dalam pembentukan tim nanti, pihaknya tetap menggandeng jajaran TNI dan Polri. Hal ini berkaca pada pengalaman sebelumnya bahwa keterlibatan TNI dan Polri dalam upaya percepatan penanganan Covid-19 di Kota Surabaya dinilai sangat penting.
“Kita selama ini tetap libatkan (TNI - Polri), sistem baru kita libatkan itu. Karena sebelumnya pun kita sudah begitu, sebelumnya tetap kita juga lakukan seperti itu,” ungkapnya.
Baca Juga: Ratusan Ibu Hamil Ikuti Test Swab Gratis di Gelora Pancasila Surabaya
Sedangkan terkait kondisi ekonomi di Surabaya, Presiden UCLG Aspac ini menjelaskan, bahwa kondisi roda perekonomian di Kota Pahlawan mulai berjalan baik. Tentunya ke depan pihaknya akan terus melakukan evaluasi-evaluasi terkait kondisi perekonomian di Ibu Kota Provinsi Jawa Timur ini.
“Kalau ekonomi rasanya masing-masing sudah mulai jalan. Jadi evaluasi misalkan kemarin kayak PBB (Pajak Bumi dan Bangunan), bisa diangsur. Termasuk IMB (Izin Mendirikan Bangunan) itu juga sudah kita atur bagaimana pembayarannya,” ujarnya.
Ketika ditanya kapan tim ini mulai berjalan, Wali Kota Risma menyatakan, saat ini sedang membahas dan telah menginstruksikan Sekda Kota Surabaya, Hendro Gunawan, untuk pembentukan tim tersebut.
“Sekarang masih dibahas, tapi yang jelas kita tetap koordinasinya sebagai tim,” pungkasnya.