Makassar, Sonora.ID - Pemprov Sulsel baru-baru ini menggelar rapat koordinasi terkait Diseminasi Kajian Banjir DAS Baliase Dan Kolaborasi Penanganan. Rapat tersebut dipimpin Wakil Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman.
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Sulawesi Maluku dalam analisanya menyampaikan bahwa banjir bandang di Luwu Utara diawali oleh longsor.
"Kejadian awal longsor di Luwu Utara, tepatnya di hulu DAS Baliase," ungkap Darhamsyah selaku Kepala P3E Sulawesi dan Maluku.
Faktor utama terjadinya longsor di beberapa titik diduga karena tingginya aktivitas pelapukan serta tingginya curah hujan. Solusi yang diberikan kemudian adalah pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup (RPSDALH) terkait mitigasi banjir dan longsor berbasis ekoregion pada DAS Baliase.
Baca Juga: Wagub Sulsel Tinjau Pembangunan Jembatan Pacongkang Soppeng
"Kita merencanakan pembuatan gully plug sebanyak 245 unit dan pembuatan bibit desa (kebun bibit desa) sebanyak 7 unit di wilayah DAS Baliase," lanjutnya.
Dalam kesempatan yang sama, Tim Kajian Banjir Pemprov Sulsel yang diketuai Syamsu Rijal mengungkap beberapa rekomendasi. Salah satunya pembukaan lahan (clear cutting) oleh masyarakat menggunakan sistem rotasi. Selanjutnya pengendalian pola tanam masyarakat pada areal APL (non kawasan Hutan), serta peningkatan pengawasan dan pengamanan pada kawasan hutan.
Sementara, Wakil Gubernur Andi Sudirman Sulaiman mengakui bahwa pembukaan lahan, perambahan hutan mengganggu keseimbangan. Citra satelit via Google earth memperlihatkan alih fungsi lahan dari tahun ke tahun. Luwu Utara sensitif terhadap perubahan keseimbangan yang mudah berujung bencana.
"Kita harus membuat terobosan bersama, kita sudah sampai disini. Urgent saat ini apa yang perlu kita selesaikan serta bagaimana merestorasi untuk mengembalikan keseimbangan," imbuh Andi Sudirman.
Baca Juga: Wagub Sulsel Tinjau Lutra di Tengah Banjir dan Jalanan Berlumpur
Lebih jauh, Andi Sudirman mengungkapkan, perlu ada langkah pembenahan hutan di Sulsel, membuat sistem keseimbangan atau memperbaiki hutan dan DAS.
"Kita harus berfikir apa yang harus kita lakukan sekarang untuk jangka panjang.
Jangan pernah bermain main dengan hutan, jika kita bermain main sama halnya kita bermain dengan nyawa manusia," pesannya.