"Saya tetap meminta kepala puskesmas untuk melaporkan data-data, baik itu probable, kontak erat maupun yang suspek. Karena ini untuk keperluan surveilance, meskipun nantinya tidak dipublish," katanya.
Machli menambahkan pihaknya harus tetap mengantongi data-data tersebut, karena juga akan berkaitan dengan berbagai program.
"Data itu wajib ada di Dinkes, karena ini juga berkaitan dengan program-program serta untuk melihat bagaimana perkembangan kita dalam melakukan pengendalian," jelasnya.
Dinas Kesehatan Banjarmasin terbilang sangat aktif melaporkan perkembangan kasus Covid-19 di Banjarmasin.
Bahkan hampir setiap harinya, Dinas Kesehatan Banjarmasin selalu mengupdate grafik kasus Covid-19 melalui akun instagramnya @dinkesbanjarmasinnews.
Baca Juga: IDEF: Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan Ii Minus 3,8%