Dijelaskannya lagi, pengambilan sampel swab rencananya akan dilakukan di seluruh fasilitas kesehatan, mulai dari Puskesmas hingga rumah sakit. Agar tidak berisiko terjangkit, anggota tim surveilans akan mendapat tambahan pengetahuan terkait tata cara pengambilan spesimen.
“Tenaga ahli dari BNPB yang akan melatih kembali cara pengambilan sampel swab. Jangan sampai terjadi klaster baru di Fasyankes (Fasilitas Layanan Kesehatan),” terang Roy.
Pihaknya saat ini sedang menghitung kapasitas riil mesin PCR yang ada di rumah sakit maupun klinik swasta. Ditargetkan, hasil swab sudah dapat diketahui paling lambat 3 hari setelah pengambilan sampel.
Baca Juga: Disdikbud Kalsel Ingatkan Kepsek Tak Terpaku Sistem Belajar Daring
“Jangan sampai sampel swab banyak tapi harus antri lama,” sambung Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kalsel.
Jika kemungkinan buruk itu terjadi, maka tidak menutup kemungkinan akan diusulkan bantuan mobil PCR kepada BNPB untuk mendukung pelaksanaan uji swab massal. Langkah lain yang dapat diambil adalah dengan mengirim spesimen untuk diperiksa di provinsi lain.
“Kita sudah pernah mengirim seribu sampel swab ke laboratorium milik Universitas Andalas, Padang,” ungkapnya lagi.
Dari 10 ribu sampel yang akan diambil, ditargetkan 50 persen di antaranya positif.
Sementara untuk perawatan, akan diupayakan penambahan kapasitas karantina yang akan didukung pemerintah kabupaten kota.
“Jangan sampai yang positif berkeliaran bebas,” pungkasnya.