“Tentunya ini sebuah amanah yang harus kita laksanakan, bahwa sebagai abdi negara kita harus siap mengabdi, kapanpun dan dimanapun, termasuk di sini (Kemen LHK, Jakarta),” jelas Hanif.
Beberapa prestasi yang dimilikinya, di antaranya sebagai penggagas Gerakan Revolusi Hijau, Taman Hutan Hujan Tropis Indonesia, Pusat Pemasaran Hasil Hutan serta pengendalian kebakaran gambut melalui metode penenggelaman.
Pada saat Presiden Joko Widodo memimpin rapat penanggulangan Karhutla di Istana Negara 2019 lalu, program penghijauan di Kalsel diklaim layak untuk dijadikan contoh bagi daerah-daerah lain di Indonesia.
Menteri LHK dalam setiap kunjungan kerjanya ke Kalsel selalu mengapresiasi Gerakan Revolusi Hijau yang sudah dilaksanakan.
Baca Juga: Tracing Persebaran Covid-19, Pemprov Kalsel Siap Lakukan Swab Massal
Terbukti, dengan adanya gerakan revolusi hijau terjadi peningkatan penanaman pada lahan kritis, dari yang sebelumnya hanya berkisar di angka 2.000-an Ha per tahun, kini luasan penanamannya sudah hampir menjadi 30.000-an Ha per tahun.
Saat ini Revolusi Hijau Kalsel juga menjadi model rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) Nasional.
Lewat tangan dinginnya, Hanif berhasil menyulap wajah Tahura Sultan Adam menjadi sangat mempesona dan menjadikannya sebagai ekowisata unggulan Kalsel.
Melalui Tahura SA, penerimaan retribusi daerah meningkat berkali-kali lipat, dari yang hanya kurang 200 juta, menjadi 1 milyar per tahun.
Baca Juga: Bermodal Golok, Ketua DPRD Kalsel Sembelih Sendiri Hewan Kurbannya