2. Harga yang tidak bulat
Hal ini sudah banyak dilakukan oleh para penjual, bahkan brand-brand besar di seluruh dunia. Bayangkan saja sebuah ponsel pintar dengan harga Rp 4.000.000. Harga ini mungkin dirasa mahal oleh banyak konsumen.
Tapi, kalau penggunaan angkanya diubah menjadi Rp 3.999.000, orang akan lebih tertarik. Padahal, ya sebenarnya harganya sama saja.
Digit kiri ini penting untuk dirubah karena cara kerja otak manusia yang memproses besaran angka bahkan sebelum angkanya selesai dibaca.
Baca Juga: Tren Budidaya Kaktus: Si Mini Berduri yang Indah dan Banyak Manfaat
Jadi, kamu tentu secara tidak sadar mempersepsikan bahwa harga ponsel pintar itu hanya 3 juta Rupiah, padahal yang sesungguhnya 4 juta Rupiah. Beda seribu aja, ya.
3. Tawaran kredit bunga rendah
Banyak penjual yang menggunakan harga tidak bulat dalam pembayaran non tunai yang membuat kamu tergoda untuk melakukan pembayaran melalui metode tersebut.
Kamu yang membayar dengan cara non tunai akan merasa lebih mudah dibandingkan dengan cara cash. Inilah yang membuatmu tanpa sadar lebih gemar berbelanja. Tinggal sodorkan kartu kredit, selesai.
Siap-siap saja bulan depan diserbu tagihan dari pihak bank.
Baca Juga: Direktur Eksekutif Indonesia Halal Watch: Pentingnya Sertifikasi Label Halal di Sebuah Produk