Berdasarkan data tersebut, Feny menerangkan pada 21 Maret – 23 Mei atau bertepatan pada PSBB tahap satu dan dua berwarna merah.
Kemudian pada 24–25 Mei membaik menjadi kuning. Berikutnya, pada 26 Mei – 04 Juni berubah menjadi warna hijau. Selanjutnya pada 5–6 Juni 2020 berubah menjadi kuning dan pada 7 Juni berwarna merah.
“Lalu 8–10 Juni masuk warna kuning. Pada 11-12 Juni berwarna merah. Kemudian 13-15 Juni kembali berwarna kuning. Terus begitu, berubah-ubah sangat dinamis. Tetapi yang paling lama warna hijau ini adalah dua minggu terakhir, semoga bisa konsisten,” jelasnya.
Baca Juga: Penanganan Covid-19, Pemkot Surabaya Libatkan Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Penurunan angka penularan itu, menurut Feny tidak lepas dari peran Wali Kota Risma yang tak henti-hentinya gencar melakukan sosialisasi untuk selalu menjaga protokol kesehatan.
Bahkan tak tanggung-tanggung, Wali Kota Risma turun langsung menertibkan warga Kota Surabaya, seperti pembagian masker ke jalan-jalan, sosialisasi rutin ke berbagai tempat hingga blusukan menyusuri perkampungan.
“Itu salah satunya mengapa Rt kami bisa turun. Karena Ibu Wali tidak pernah berhenti sosialisasi ke masyarakat. Beliau terus melakukan itu. Sehingga masyarakatnya bisa lebih disiplin lagi,” tegasnya.
Baca Juga: Keliling Kampung & Perumahan, Risma Kembali Ingatkan Warga Surabaya Pakai Masker
Selain itu, Kadinkes Kota Surabaya ini mengungkapkan tes swab dan rapid test juga berperan dalam penurunan angka penularan.
Sebab, ketika tes itu dilakukan, pasti dapat mempercepat deteksi dini atau penemuan dini pasien terkonfirmasi. Sehingga setelah diketahui hasilnya, pemkot bergerak cepat dan melakukan karantina pasien tersebut agar tidak sampai menular kepada anggota keluarganya.