Sonora.ID - Dalam hidup berumah tangga, kadang pertengkaran tak dapat dihindarkan. Namun, bagi Anda yang sudah memiliki anak, usahakan untuk tidak bertengkar di depan mereka.
Apa pun alasan pertengkaran, tahanlah emosi ketika sedang berada di depan anak.
Apa yang anak dengar atau saksikan tidak baik untuk perkembangan mereka. Terutama yang masih tergolong usia anak-anak atau remaja.
Ketika merasa terancam pada tingkat emosional setelah menyaksikan pertengkaran orang tua, mereka dapat menunjukkan peningkatan gejala negatif seperti depresi, kecemasan, agresif, hingga permusuhan.
Seorang anak yang bereaksi terhadap pertengkaran orangtua mungkin tampak menarik diri atau berdiam diri dan perilaku-perilaku seperti ini sering diabaikan.
Sah-sah saja menceritakan tentang pertengkaran pada anak, tentu dengan bahasa yang lebih mudah dipahami.
Jangan sampai imajinasi anak akan berkembang liar dan mengubah suatu hal yang seharusnya tidak menjadi beban pikiran menjadi kekhawatiran emosional yang menguras waktu dan tenaganya.
Baca Juga: Wapres Ajak Masyarakat Pupuk Optimisme Anak di Masa Pandemi
Yakinkan mereka bahwa pernikahan orang tuanya masih baik-baik saja setelah pertengkaran terjadi. Sangat penting untuk menunjukkan pada si kecil, jika Anda dan pasangan percaya satu sama lain bahwa masing-masing adalah individu yang menyenangkan.
Sambil tidak lupa menyisipkan hal-hal kecil kepada anak bahwa saat orang tua bertengkar, ada hal bertentangan yang sedang dibahas. Namun katakan itu wajar dalam kehidupan dan semua sudah berlalu.