Banjarmasin, Sonora.ID - Sebelum dinyatakan meninggal dunia pada Senin (10/08) dini hari, kondisi kesehatan Wali Kota Banjarbaru, Nadjmi Adhani, cenderung fluktuatif.
Setelah dirujuk dari RSD Idaman Banjarbaru dan masuk ruang ICCU RSUD Ulin Banjarmasin pada 28 Juli lalu, kondisi Nadjmi dikabarkan sempat membaik.
Hal itu setidaknya terpantau dari komentarnya di akun media sosial keluarga dan kerabat dekat
Bahkan sebelum dikabarkan mengalami kritis kemarin, komunikasi dengan Nadjmi mulai membaik dan sesak napasnya juga sempat berkurang.
Namun, kabar kurang baik datang beberapa hari kemudian, saat Ia harus mendapatkan penanganan dengan ventilator (alat bantu pernafasan) karena mengalami desaturasi (penurunan kadar oksigen dalam darah).
“Standar saturasi itu 95 sampai 100 persen. Saturasi beliau sempat di angka 35,” ungkap Among Wibowo, Wakil Direktur Pelayanan Medis RSUD Ulin kepada Smart FM, usai pelepasan jenazah di halaman gedung pemulasaran jenazah RSUD Ulin, Senin (10/08) pagi.
Baca Juga: BREAKING NEWS: Dua Pekan Berjuang Melawan Covid-19, Wali Kota Banjarbaru Tutup Usia
Sejumlah penyakit bawaan dan obesitas yang dialami Nadjmi, menjadi pemicu utama yang mengakibatkan kondisi sang Wali Kota Idaman kurang baik.
Kondisi kesehatannya diketahui terpantau semakin memburuk pada pukul 9 dan 12 malam, sebelum menghembuskan nafas terakhir pada pukul 02.30 WITA (10/08).
“Obesitas dan faktor-faktor lainnya memberikan kondisi pasien yang kurang baik,” lanjur dokter spesialis saraf itu.