Bunda Nunung, sapaan akrabnya, mengungkapkan bahwa diskusi virtual dengan tema tersebut adalah salah satu langkah transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial yang dilakukan pihaknya.
Di mana perpustakaan tak lagi hanya sebatas tempat disimpannya buku-buku namun juga penyedia akses bahan pustaka dan sumber informasi yang bermutu.
Masyarakat menurutnya dapat memanfaatkan perpustakaan untuk berbagi pengalaman dan melatih keterampilan agar punya keahlian baru yang dapat menjadi lapangan kerja baru untuk meningkatkan kesejahteraan.
“Perpustakaan jadi ruang sinergitas kegiatan kemasyarakatan di daerah agar bermanfaat dan berdampak di lingkungan masyarakat,” jelasnya lagi.
Baca Juga: Tingkatkan Profesionalisme SDM Pariwisata, Pemko dan PMI Banjarmasin Beri Pelatihan