Pontianak, Sonora.ID - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara Supadio Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat meminta masyarakat untuk tetap terus mewaspadai sebaran titik panas guna menghindari terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Kemunculan titik panas dapat berkembang menjadi kebakaran hutan dan lahan yang pada akhirnya menimbulkan asap dan penurunan kualitas udara.
Terlebih, Kalimantan Barat merupakan salah satu provinsi yang setiap tahun dilanda karhutla dan timbul bencana asap ketika kemarau tiba. Sehingga berdampak pada kerusakan lingkungan.
Baca Juga: BNN Pontianak Musnahkan Barang Bukti Sabu Seberat 1,3 Kilogram
Untuk itu diperlukan kerjasama dari berbagai pihak dengan melibatkan masyarakat dan pihak berwenang untuk meminimalisir potensi kebakaran hutan dan lahan.
Berdasarkan hasil pemantauan BMKG sebanyak 6.392 sebaran hotspot atau titik panas. Titik panas tersebut ditemukan tersebar di seluruh daerah Kalimantan Barat.
“Untuk akumulasi hari kemarin tanggal 10 Agustus 2020 hingga pagi tadi 11 Agustus 2020 pukul 07.00 Wib jumlah titik panas di Kalimantan Barat mencapai 6.392 titik panas” ungkap Prakirawan Cuaca BMKG Supadio, Supriyadi.
Baca Juga: Pemkot Pontianak Kaji Lebih Lanjut Pelaksanaan Resepsi Pernikahan Pada Era Normal Baru
Supriyadi menyatakan, titik panas tersebut, berdasarkan pengolahan data Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dari 10 hingga 11 Agustus 2020. Dari 14 kabupaten dan kota di Kalimantan Barat, hanya Pontianak dan Singkawang yang tidak ada titik panasnya.
Dari data LAPAN, titik panas terbanyak berada di tiga daerah, yakni Kabupaten Sanggau, Kabupaten Landak dan Kabupaten Bengkayang. Sebaran titik panas diprediksi akan terus meluas disebabkan minimnya curah hujan.
“Untuk yang terbesar ada di Kabupaten Landak 1.976 titik, Kabupaten Sanggau, 1.800 titik, dan Kabupaten Bengkayang 1.350 titik panas" tambah Supriyadi. (Tiya Syarief)