“Akhirnya saya coba gambar sendiri dan Alhamdulillah bisa ketemu (konsepnya),” ungkapnya.
Konsep bangunan Alun-alun Surabaya ini tak hanya berfungsi untuk wadah pertunjukkan kesenian. Namun, anak-anak Surabaya yang ingin mengembangkan bakat dan minat di bidang kesenian dapat memanfaatkan bangunan tersebut. Apalagi, kompleks Balai Pemuda ini juga dilengkapi dengan Gedung Balai Budaya, Perpustakaan, Rumah Bahasa dan Matematika.
“Anak-anak nanti bisa belajar menari di sini, bermain musik di sini dengan aman. Saya berharap ruangan ini bisa digunakan maksimal. Jadi itu mimpi saya,” katanya.
Di samping itu pula, Wali Kota juga mengungkapkan alasan memilih konsep bangunan alun-alun untuk ruang kesenian tersebut.
Menurutnya, selama menjabat jadi wali kota, lebih dari 500 lapangan olahraga telah dibangun Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Namun, untuk ruang atau bangunan khusus kesenian dinilai masih kurang.
Baca Juga: Penyiapan Sistem Drainase, Risma Perbanyak Pengerukan Saluran
“Makanya, saya berinisiatif membangun Alun-alun Surabaya untuk mewadahi ruang kesenian bagi anak-anak agar bisa mengembangkan minat dan bakatnya,” tuturnya.
Wali kota berkeyakinan, jika anak-anak Surabaya dibina dengan baik, serta didukung dengan ruang atau wadah untuk mereka berekspresi, maka tidak memungkinkan jika nantinya muncul seniman besar yang lahir dari Kota Surabaya.
"Saya percaya kalau anak-anak ini kita bina dengan baik, saya percaya suatu saat gedung ini, ruang ini, akan ada salah satu seniman besar yang lahir dari Kota Surabaya. Itu mimpi saya," jelasnya.
Baca Juga: Semangat Dalam Pandemi Covid-19, Risma Motivasi Guru SD di Surabaya