Selain itu, nantinya akses taman yang baru saja diresmikan tidak hanya satu akses pintu masuk saja. Melainkan akan membongkar tembok yang menjadi sekat. Nantinya ada beberapa akses jalan untuk masuk ke Taman Mozaik.
“Kalau sekarang kan keliatannya eksklusif. Tapi sebenarnya tidak. Kita akan buat jalan di situ,” lanjutnya.
Tidak hanya itu, wali kota perempuan pertama di Surabaya ini mengungkapkan, luas lahan sebesar 5.150 meter persegi itu belum digunakan semuanya. Oleh karena itu, lahan-lahan yang kosong tersebut akan dipergunakan juga, tapi untuk menjaga ketahanan pangan, sehingga nanti akan ditanami berbagai tanaman.
Baca Juga: Per 26 Agustus, Angka Kesembuhan Pasien Covid-19 di Surabaya Capai 77,53 Persen
“Ini tidak sampai 2000 meter persegi. Sementara yang masih kosong itu kita gunakan untuk menanam. Karena Covid-19, maka kami tanam tanaman untuk ketahanan pangan,” paparnya.
Di kesempatan yang sama, Presiden UCLG Aspac ini menceritakan filosofi mengapa diberi nama Mozaik. Awalnya ia memiliki ide ingin membuat taman yang ada pantulan sinar yang warnanya bermacam-macam.
“Jadi berawal dari itu, sekarang di mal-mal menggunakan seperti itu juga kan dengan teknologi modern,” jelasnya.
Berbeda dengan SWK Wiyung, Wali Kota Risma menceritakan berawal saat dirinya melihat banyak penjual makanan yang tak memiliki lahan. Kemudian, ia melihat bangunan yang kala itu adalah rumah dinas lurah yang sudah tidak lagi digunakan.