Di acara yang sama, Wakil Dekan Bidang Akademik SBM ITB Prof Dr Aurik Gustomo menambahkan, kebutuhan produk halal baik itu makanan, kosmestik, farmasi, hingga jasa keuangan syariah, pariwisata, dan supply chain sangat besar kedepannya.
Survei Thompson Reuters mengungkapkan, pangsa pasar makanan halal di dunia sebesar 2.500 miliar dollar AS.
Sedangkan potensi pangsa pasar produk halal untuk makanan di Indonesia, menempati peringkat paling tinggi di dunia sebesar 190 miliar dollar AS.
“Di bawahnya ada Turki dan Pakistan. Untuk farmasi potensinya 4,9 miliar dollar AS. Potensinya tidak hanya untuk muslim tapi juga non muslim,” ungkap Aurik.
Potensi ini tidak hanya bersumber dari bahan baku, tapi juga proses memilih pemasok, distribusi, hingga produk yang dihasilkan ke konsumen dan ritelnya harus dijamin kehalalannya.
Baca Juga: Ditanya Modal Nyapres, Giring Ganesha: Saya Pengalaman Memimpin Band
Sementara itu, Dosen SBM ITB Yuliani Dwi Lestari mengatakan pengembangan halal supply chain penting untuk memberikan nilai tambah. Dari hasil penelitian SBM ITB, halal supply chain ini pun akan meningkatkan ketertarikan konsumen untuk membeli produk.
Halal supply chain terdiri dari beberapa hal, misalnya halal logistik yang menjamin kehalalan storage, transportasi, distribusi, hingga sampai ke customer.
Prinsip utamanya, mengeliminasi proses kontaminasi saat penyimpanan dan pengiriman serta kesalahan handling dan jaminan kehalalan dari hulu hingga hilir.
Webinar ini juga menghadirkan Muslich Advisor LPPOM MUI yang membahas tentang berbagai regulasi halal di Indonesia, Hally Hanafiah COO Iron Bird, dan Sucahyo Senior Manager Marketing and Costumer Care IPC Logistics yang menceritakan pengalaman mereka menjalankan halal supply chain di Indonesia.
Baca Juga: Giring Mantap Maju sebagai Capres 2024, Indra Bekti: Indonesia Bangga!