"Tetapi sistem (hukum) kita adalah sistem yang tidak hanya sarat dengan hukuman atau penjara, tetapi juga terikat pada keadilan, dan Anda harus melihat komponen ini, yaitu kesehatan mental," tegas Brauchler, seperti dikutip dari The Daily Mail.
Perihal berapa lama Isabella akan dirawat di rumah sakit tersebut, Brauchler mengatakan, "untuk jangka waktu yang tidak ditentukan,"
Menurut keterangan dokter yang merawatnya, dr Richard Pounds, Isabella didignosa mengalami paranoia schizophrenia.
Baca Juga: Tarif Materai Bakal Naik Jadi Rp 10.000, Apa Sih Kegunaan Materai?
"Ada tanda-tanda halusinasi yang jelas. Dia sering menatap ke ruang hampa, lalu bicara dengan seseorang yang tidak terlihat, dan dia tertawa sendiri," kata dr Richard.
Pada awalnya, diberitakan bahwa Isabella menikam ibunya pada bagian wajah sebanyak 35 kali dan leher 51 kali.
Namun di dalam pengadilan, terungkap bahwa total dia menikam ibunya sebanyak 151 kali. Sesudah menikam, dia lantas memukul kepala ibunya dengan tongkat baseball.
Menurut keterangan aparat setempat, dari hari ke hari, Isabella semakin sering melawan ibunya, yang diduga karena kesal ibunya menikah lagi. Dia dianggap semakin mengancam dan durhaka.
Sehari sebelum menikam ibunya, Isabella juga sempat mengirimkan surel (email) kepada ibunya yang isinya "Kau akan menebusnya".
Baca Juga: Heboh Penggunaan Istilah 'Anjay' Bisa Dipidana, Ini Tanggapan Pakar Bahasa