Palembang, Sonora.ID - Kabid Penanganan Darurat Bpbd Provinsi Sumsel, Ansori dalam acara The Voice of People (9/9/2020) mengatakan bahwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masuk dalam bencana sosial, sementara pandemi masuk kedalam bencana non alam.
“Sumsel cukup terkondisi karena kemarau 2020 ini kemarau basah, satu sampai lima hari ada hujan, hal ini cukup membantu membasahi, sehingga kebakaran cepat bisa teratasi,” ujarnya.
Ia menambahkan meskipun kemarau basah, hotspot cukup banyak, namun kerawananya rendah.
Baca Juga: Cuaca Panas Tidak Separah Tahun 2019, Dishut Sumsel: Tetap Waspada dan Jangan Lengah
“Saat ini sudah padam, tidak seperti tahun 2019, pedamaan tiga hari belum padam, bahkan sampai seminggu,” imbuhnya.
Sumsel ada 5 daerah rawan kebakaran hutan dan lahan meliputi Muba, Banyuasin, OKI, Pali, Muaraenim. Lahan gambut sulit dipadamakan karena posisinya yang jauh, serta kondisi tanahnya lembut.
“Mengandalkan operasi pemadaman udara. Lahan gambut bisa terbakar dari dalam dengan kedalaman 5 meter, asapnya banyak, butuh air yang banyak,” katanya.
Baca Juga: Kasus Kebakaran Lahan di Sumatera Selatan Mencapai Kisaran 72 Persen