Untuk lapisan luar, berfungsi untuk menahan tembusnya cairan, baik darah ataupun air.
Lapisan tengah, untuk menyaring mikroorganisme agar tidak tembus pori-pori. Sementara lapisan dalam berguna untuk menyerap keringat atau cairan lainnya.
“Ini juga dipakai oleh tenaga kesehatan. Berfungsi untuk tidak menularkan dan tidak tertular,” ujarnya.
Lalu Rudi memperlihatkan masker jenis spon. Ia menerangkan masker jenis ini hanya mampu menahan virus dengan jarak yang agak jauh.
Baca Juga: Operasi Yustisi Covid-19 Jaring Puluhan Warga Manado Tak Pakai Masker
Yang terakhir ialah masker kain biasa, yang sering digunakan oleh kebanyakan orang. Namun Rudi merekomendasikan, masker kain harus punya lapisan minimal dua sampai tiga lapis.
“Diharapkan di dalamnya kalau bisa ada semacam tisu. Mungkin tidak seratus persen mengurangi penularan. Tapi dari beberapa penelitian dapat mengurangi paling tidak sampai 70 persen,” tuturnya.
Sekadar diketahui, masker jenis scuba atau buff mulai ramai diperbincangkan semenjak akun media sosial instagram PT. KCI, melakukan sosialisasi menghindari penggunaan kedua masker itu.
Dalam penjelasannya, masker scuba atau buff hanya 5% efektif mencegah risiko terpapar virus.
Unggahan itu juga memaparkan efektivitas masing-masing jenis masker. Untuk N95 efektifitasnya mencapai 95-100 persen, masker bedah dan FFP1 80-95 persen, masker bahan 3 lapis 50-70% dan Scuba atau Buff hanya 0 sampai 5 persen karena bahannya yang cenderung tipis.
Baca Juga: Masker Scuba dan Buff Terbukti Tak Efektif Hindarkan Dari Virus Covid-19