PLTS Kinshasa 200 MWp akan di bangun pada lahan seluas ±300 ha dengan nilai kontrak sebesar USD175 juta atau setara Rp2,59 triliun, dan merupakan tahap awal dari pembangunan PLTS 1.000 MWp di area tersebut.
PLTS akan dibangun dengan sistem ground-mounted (di atas tanah) dan On-grid atau terhubung/terkoneksi dengan jaringan (grid), artinya bersama pembangkit lainnya ikut menyuplai beban di jaringan listrik yang sama. Pemanfaatan energi listrik yang dihasilkan akan digunakan untuk melistriki wilayah di Kinsasha, Kongo yang belum teraliri listrik.
Len Industri merupakan pelopor produsen modul surya di Indonesia yang telah merintis bisnis ini sejak tahun 1985 dan telah mengaplikasikannya di berbagai wilayah Indonesia produk-produk PLTS seperti: solar tree, penerangan jalan umum, solar rooftop, BTS surya, PLTS terpusat, PLTS hybrid.
Baca Juga: Kontraktor Utama PLTU Beri Bantuan Penanganan Covid-19 untuk Warga Sekitar Proyek
Saat ini Len Industri juga ditunjuk sebagai ketua Tim Kerja Percepatan Pengembangan dan Pemanfaatan Energi Surya di lingkungan BUMN yang dibentuk oleh Kementerian BUMN sejak Juli 2020 lalu.
Tidak hanya pembangunan PLTS, TSG juga menggandeng Len Industri menjajaki peluang kerja sama proyek transportasi di Kongo, serta proyek infrastruktur dan bendungan bersama BUMN lain seperti Wika dan Inka.
Linus juga mengatakan bahwa setelah berhasil membuktikan kapasitasnya dalam membangun sistem perkeretaapian di level nasional, perusahaannya akan ekspansi ke level global dimana pasar Afrika dan Asia Pasifik menjadi target saat ini.