Dalam pemaparannya, Direktur Digital Business Telkom, Muhamad Fajrin Rasyid menjelaskan bagaimana big data bisa dimanfaatkan untuk menavigasi perubahan bisnis yang sangat cepat.
Fajrin mengungkapkan, umumnya ada tiga karakter Big Data yang dikenal dengan 3V, yaitu variety, velacity, dan volume. Yakni selama ini data begitu beragam, perubahannya cepat, dan banyak.
Salah satu industri yang sudah memanfaatkan big data adalah perbankan. Seperti fintech di China. Ketika ia meng-apply aplikasi fintech tersebut, hanya membutuhkan waktu proses 7 detik untuk approval. Bila di-approve, uang akan langsung masuk ke rekening. Big data juga bisa merekam perilaku atau behaviour yang bisa dimanfaatkan perusahaan untuk mendapatkan kredit skoring dan mengambil keputusan terbaik.
Di Indonesia, bank bekerjasama dengan e-commerce untuk melihat kinerja UMKM dengan big data. Pemanfaatan big data juga membantu merekrut pelanggan dengan digital hingga tercipta open banking atau digital banking.
“Anda tidak harus datang ke bank untuk membuka rekening baru. Proses validasi, memanfaatkan big data. Perbankan adalah industri yang cukup maju dalam big data,” ungkapnya.
Sementara itu, People Analytics and HR Data Science Enthusiast, Heru Wiryanto menjelaskan bagaimana peranan people analytics saat ini. Seperti beberapa waktu lalu, pihaknya mengembangkan alat untuk merekam the human brain dan nervous system. Bahkan di salah satu kementerian, pihaknya mengukur integritas para pembuat komitmen.
“Misalnya sistem ini bisa mengidentifikasi kecenderungan pornografi dan tindakan asosial lainnya,” tutur dia.
Heru mengungkapkan, ada beberapa hal yang harus dimiliki jika ingin bergerak di people analytics. Di antaranya harus miliki big data, kemampuan story telling, visualisasi, dan psicological skill. Sebab percuma jika memiliki data tapi tidak bisa menceritakan dan menggambarkannya.