“Nah, pompanya itu berasal dari bekas pompa yang sudah tidak dipakai karena adanya penambahan kapasitas pompa. Jadi kan di beberapa rumah pompa itu ada penambahan kapasitas, yang biasanya hanya 1,5-2 meter kubik diganti menjadi 5 meter kubik, lha yang 1,5-2 meter kubik yang sudah bekas itu dipasang lagi oleh teman-teman untuk mengurangi air di beberapa tempat,” katanya.
Hingga saat ini, setidaknya sudah ada 4 pompa kecil yang dipasang sendiri oleh Satgas Pematusan.
Keempatnya dipasang di saluran dekat Korem, saluran di dekat rumah sakit ontology, kemudian di Pantai Batu Kenjeran, dan juga di saluran Underpass Mayjen Sungkono.
“Tentunya, pompa-pompa kecil ini dapat membantu mengurangi debit air ketika ada genangan di wilayah tersebut,” imbuhnya.
Yang tak kalah pentingnya, Satgas Pematusan saat ini juga tengah fokus pada pengerukan saluran di berbagai titik di Kota Pahlawan. Selain saluran, mereka juga melakukan pengerukan di bozem-bozem di Surabaya.
Baca Juga: World Rabies Day 2020 wilayah Indonesia Timur dipusatkan di Kabupaten Gowa
“Supaya kapasitas saluran dan bozem itu nanti bisa bekerja maksimal, maka kami terus lakukan pengerukan dan normalisasi saluran eksisting itu. Bahkan, sekitar 1.400an Satgas PU dan Pematusan difokuskan untuk melakukan pengerukan itu, tentunya tugasnya dibagi-bagi, ada yang mengendalikan alat berat, ada yang bertugas mengangkut pakai truk dan beberapa tugas lainnya. Intinya kami terus fokus pada pengerukan ini,” ujarnya.
Eko juga memastikan bahwa pengerukan dan normalisasi saluran eksisting ini terus dilakukan, bahkan tiada kata henti bagi Satgas Pematusan.
Terbukti, mulai awal tahun hingga 31 Agustus 2020, mereka sudah melakukan pengerukan sebanyak 49.042 irigasi.
“Di samping itu, rumah pompa terus ditambah kapasitasnya dan sampai saat ini kami terus mengebut pembangunan rumah pompa Petekan, semoga akhir tahun ini kelar,” pungkasnya.
Baca Juga: Ridwan Kamil Paparkan 637.102 Pelanggaran Protokol Kesehatan di Jawa Barat