Kedua, keberanian membuka jalan untuk berinovasi yang diawali dengan memetakan potensi, target, lalu mencapainya dengan jalan yang paling sesuai dengan kondisi dan kemampuan sendiri.
Sehingga kedua hal ini tercermin dalam dinamika sehari-hari yang puncaknya tertuang dalam sebuah perayaan tahunan yakni Denpasar Festival.
Dezire Mulyani menjelaskan bahwa sinergi ekonomi kreatif dan turisme sebagai fondasi pemajuan Denpasar Festival. Paradigma tersebut mempertemukan globalisasi dan modernitas di satu sisi dan Budaya Bali dan keluhuran tradisi di sisi lain pada sebuh ranah bernama pariwisata budaya dengan bingkai orange economy dan Denpasar Festival sebagai ruang pajang atau etalasenya.
Baca Juga: Festival Kota Lama Semarang 2020 Digelar dengan Konsep Drive-In Concert Virtual
Selain itu, Dezire Mulyani menjelaskan bahwa Denpasar Festival 2020 mengibarkan tema 'Kreativitas Meretas Batas' (Beyond Limit), dan akan berlangsung selama 3 bulan dengan platform digital bernama http://denfest.kreativi.id/ serta menghadirkan 189 mata acara dengan melibatkan 407 komunitas muda Kota Denpasar.
Dengan tema tersebut, dan dalam kondisi serba terbatas di saat pandemi belum tuntas sepenuhnya ini, Denpasar Festival dihadirkan dengan kombinasi gelaran langsung (offline) dengan protokol kesehatan yang ketat dan gelaran daring (online) yang diupayakan mencakup semua potensi kreatif di Kota Denpasar dan dikemas semenarik mungkin serta digaungkan ke seluruh penjuru dunia.
Selain itu, dalam Denfest tahun ini diangkat pula konsep Siwa Nataraja dan Ngunda Bayu sebagai spirit melangkah.
Siwa Nataraja merupakan Siwa yang digambarkan dalam pose sedang menari. Siwa diyakini sebagai dewa yang menarikan seluruh kesadaran kosmis. Karenanya Siwa diyakini sebagai sumber segala tarian indah.
Baca Juga: Sinergi antara Damkar dan Polresta Denpasar, Semprot Disinfektan di Wilayah Denpasar