Sampah-sampah dari sungai bermuara ke lautan hingga menjadi lautan sampah. Kondisi tersebut berakibat pada lingkungan yang tidak sehat, menyebabkan banjir di perkotaan jika saat hujan deras mengguyur kota.
Sampai saat ini penataan selokan air bukanlah prioritas utama dalam pembangunan fisik kota di Indonesia, pungkasnya.
Selain gagasan dari Ronny P. Sasmita, seorang anak muda dan sukses dalam bidang ekonomi lingkungan Andhyta F. Utami atau sering dikenal dengan AFU sebagai Environmental Economist & Co-founder Think Policy Indonesia, menyampaikan gagasannya dengan topik “Ekonomi Martabak”.
Menurutnya, Model ekonomi saat ini masih eksploitatif dan merusak karena indikator untuk mengukur keberhasilan ekonomi tersebut dari awalnya sudah tidak adil atau menggunakan indikator tradisional.
Sampai saat ini indikator keberhasilan ekonomi secara global dan titipan dari negara maju zaman dulu adalah GDP atau (Pendapatan Domestik Bruto), yang mengukur ekonomi berdasarkan konsumsi, investasi, belanja pemerintah dan juga ekspor impor.
Sehingga, saat ingin untuk menjustifikasi model ekonomi yang merusak lingkungan, kita perlu memasukkan indikator sosial dan lingkungan, contohnya seperti jejak karbon, polusi udara dan air, serta kesenjangan pendapatan.
Agar lebih banyak lagi gagasan dan pemikiran baru dari publik, Madani mengajak semua kalangan dengan berbagai latar belakang, lintas bidang dan lintas generasi dan dimana pun berada, untuk turut menyalurkan gagasannya dan menjadi bagian dari #1000GagasanEkonomi tanpa merusak lingkungan.
Apa keuntungan yang didapat bagi yang berpartisipasi?
Menurut Delly, di momentum saat ini, selain berpartisipasi politik dalam Pilkada, maka menyumbangkan gagasan ini juga sebagai bentuk partisipasi politik.
Jadi, siapa saja bisa ikut. Bagi yang turut berpartisipasi menyalurkan gagasannya, juga akan ada gift menarik, tulisannya dibukukan, dipublikasi dalam microsite #1000GagasanEkonomi serta akan disampaikan ke pemangku kebijakan.
Untuk informasi lebih lanjut dapat mengunjungi website madaniberkelanjutan.id atau media sosial Madani @madaniberkelanjutan. Ditunggu gagasannya.