Bahkan batik yang ada di zaman Belanda itu diangkat oleh kita dengan tema zaman Diponegoro. Jadi tidak terlalu simbiolis seperti batik Solo atau Yoyakarta.
Adapun motif Semarang yang menonjolkan ikon kota Semarang, sambungnya, banyak menggunakan motif Tugu Muda, Lawang Sewu, burung kuntul, Wisma Perdamaian, Gereja Blenduk, bukit, dan laut.
Semua motif tersebut, dijelaskan ibu Umi sebagai identitas kepribadian bangsa agar tidak terkikis oleh perluasan budaya global.
Baca Juga: Sempat Diklaim China, Berikut 6 Batik Tersohor dengan Segala Motifnya
Sedangkan proses pembuatan batik tulis Semarang yang dapat dilakukan hingga mencapai tiga bulan itu, dimulai dari proses pembuatan, penggambaran hingga pewarnaan dan menghasilkan batik.
Menurutnya, semakin sulit tingkat pengerjaan dan pemilihan kain yang digunakan, akan menentukan harga yang dibayar. Meski demikian, Anda dapat memeroleh batik Semarang mulai dari Rp30 ribu-Rp5 juta.
Beberapa motif, diantaranya :
Motif asem
Semarang berasal dari kata "asem" dan "arang". Dahulu pohon asem banyak tumbuh di Semarang, meski kini sudah jarang dan hanya ada di beberapa ruas jalan saja. Asem inilah yang jadi ciri utama batik semarangan. Mulai dari asemnya, bunga, hingga daunnya tak luput menjadi motif batik khas Semarang.
Baca Juga: Batik Tiba-tiba Diklaim Kesenian Milik China, Warganet Murka