Sonora.ID - Peningkatan ekspor dan digitalisasi pemasaran produk ekonomi kreatif (ekraf) menjadi salah satu langkah pemerintah dalam upaya memulihkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Direktur Pengembangan Promosi dan Citra Kementerian Perdagangan, Tuti Prahastuti dalam acara Pra Rakornas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2020 yang diselenggarakan Kemenparekraf/Baparekraf, Jumat (2/10/2020), di Balairung Soesilo Soedarman, mengatakan sektor perdagangan di Tanah Air mengalami penurunan akibat pandemi COVID-19.
Meski demikian, ada beberapa produk yang dapat bersaing di pasar ekspor. Di antaranya adalah logam mulia dan perhiasan yang menurut Tuti berkaitan erat dengan ekonomi kreatif.
"Dilihat secara umum, perhiasan memang mengalami peningkatan. Mungkin karena desainnya yang beraneka ragam, hal ini menjadi daya tarik dan kekuatan dari perhiasan yang diekspor ke luar negeri," kata Tuti.
Dalam sesi FGD yang membahas tema Pemulihan Ekonomi Nasional II turut hadir Direktur Industri Kecil dan Menengah (IKM) Pangan, Barang Dari Kayu dan Furnitur Kemenperin, Sri Yuniarti; dan Asisten Deputi Pemasaran Kemenkop UKM, Destry Anna Sari.
Baca Juga: Pemerintah Tingkatkan Ekspor dan Digitalisasi Pemasaran Produk
Tuti menuturkan, pihaknya telah membuat beberapa kebijakan untuk mempertahankan neraca perdagangan Indonesia di masa pandemi COVID-19 pada sisi suplai dan permintaan (demand). Di sisi suplai, Kemendag menyederhanakan proses pengurusan ekspor melalui National Logistics Ecosystem, mempermudah dan mempercepat pelayanan penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA) barang ekspor melalui penerapan affixed signature dan stamp.
Sementara, untuk kebijakan di sisi permintaan,Tuti menuturkan pihaknya menggencarkan promosi dagang secara virtual sebagai upaya untuk mempenetrasi pasar internasional dan mendorong pelaksanaan _business matching_ secara virtual melalui perwakilan Kemendag di luar negeri.
Sementara Direktur Industri Kecil dan Menengah (IKM) Pangan, Barang Dari Kayu dan Furnitur Kemenperin, Sri Yuniarti menuturkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ada sekitar 4 juta IKM di Indonesia yang menyerap lebih dari 10 juta tenaga kerja. Berdasarkan data tersebut, lanjut Sri, pihaknya telah melakukan program-program yang bertujuan untuk menumbuhkan wirausaha baru dan menguatkan daya saing IKM.
Baca Juga: Petani Lembang Temui Dubes Singapura Jajaki Ekspor Sayuran