“Sehingga tidak akan memakan banyak tempat,” sambung mahasiswi angkatan 2016 ini.
Lebih dalam lagi, Cindy memaparkan jika limbah keluaran alat ini akan dikumpulkan dahulu pada bak pengumpul.
Selanjutnya, limbah akan disaring menggunakan pasir kali melalui proses filter biosand.
Lalu, air olahan akan melalui dua kali proses adsorpsi karbon aktif menggunakan adsorben tempurung kelapa.
“Terakhir, limbah yang telah diolah ini akan menjadi bersih dan dapat dikumpulkan ke dalam tandon air,” ujarnya.
Baca Juga: Soft Launching Mobil Listrik Pintar, Risma Test Drive Mobil Tanpa Sopir Karya ITS
Menurut Cindy, IPAL rancangan mereka semakin unggul berkat penerapan 3R. Prinsip recycle terlihat pada air olahannya yang dapat digunakan kembali untuk menyiram tanaman hidroponik, mencuci kendaraan, serta dapat dialirkan ulang ke unit pengolahan lagi.
Selain itu, pasir kali yang mulai kotor akibat proses filter dapat digunakan kembali (reuse) setelah dicuci dengan air bersih.
“Sementara, adsorben jenuh yang dihasilkan dapat dimanfaatkan (recovery) sebagai pupuk,” sebutnya.