Pemerintah pusat bersama pemerintah daerah dikatakannya harus dapat mendefinisikan pariwisata kualitas premium yang memberikan dampak ke masyarakat.
"Premium itu artinya mendesain seluruh pembangunan, mulai dari kebijakan pemerintah untuk kepentingan community tourism yang berkelanjutan," ujar Viktor Laiskodat.
Direktur Utama BOPLBF, Shana Fatina, mengatakan, untuk membangun Labuan Bajo dan Flores sebagai destinasi pariwisata super premium harus melibatkan masyarakat sebagai tokoh utama pembangunan pariwisata yang berkelanjutan.
Kegiatan "Rapat Koordinasi Pengembangan Pariwisata Wilayah Koordinatif BOPLBF: Forum Floratama 2020 Menuju Pariwisata Berkelanjutan di Flores, Alor, Lembata, dan Bima" ini pun menjadi salah satu upaya dalam menyusun ITMP yang akan menjadi acuan bagi arah pengembangan pariwisata terpadu untuk 25 tahun ke depan.
"Yang kita rumuskan ini akan menjadi dasar dalam melakukan pembangunan strategis dan yang harus dipertahankan terutama untuk pembangunan NTT," kata Shana.
Diperlukan sinkronisasi dan sinergi dalam penguatan travel pattern wisatawan, seperti apa selera selera wisatawan premium kemudian bagaimana menangkap peluang tersebut dan bagaimana membangun sinergi antar kabupaten dan destinasi. Karena pariwisata sifatnya borderless.
Selain itu juga diperlukan sinergi desain perencanaan termasuk pembangunan infrastruktur yang melestarikan ekosistem. Bagaimanapun juga aset utama dari pariwisata adalah alam, kebudayaan, dan keseimbangan di antara keduanya.
"Sehingga untuk itu kita bersama-sama merumuskan bagaimana langkah-langkah strategis untuk tidak hanya pariwisata Ini menghasilkan sumbangsih terhadap PDRB dengan signifikan, devisa, maupun kesehatan kerja tapi juga untuk melestarikan alam ke depan," ujar Shana Fathina.
"Mari kita bersama-sama bergandeng tangan untuk berbagi peran dan kita bisa bersama-sama melakukan lompatan-lompatan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya," tambahnya.
Forum Floratama 2020: Rapat Koordinasi Pengembangan Pariwisata Wilayah Koordinatif Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo FLores berlangsung selama dua hari pada 6 dan 7 Oktober 2020.
Selain kesepakatan bersama antara BOPLBF dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam membangun pariwisata berkelanjutan di Floratama, rapat koordinasi juga memiliki berbagai agenda lain seperti harmonisasi rencana pengembangan pariwisata "Ring of Beauty" Provinsi NTT bersama BOPLBF , juga penyusunan draf rekomendasi pengembangan pariwisata Floratama dalam rangka penyusunan kebijakan nasional Integrated Tourism Master Plan.