Manado, Sonora.ID - Sulawesi utara merupakan provinsi dengan persentase pemanfaatan energi panas bumi untuk sumber listrik yang tergolong tinggi. Sebanyak 20 hingga 30 persen terdapat dalam sistem ketenagalistrikan Sulut-Gorontalo.
Suplai listrik dari pemanfaatan energi baru terbarukan, dialirkan dari pembangkit listrik tenaga panas bumi Lahendong yang dikelola oleh PT Pertamina Geothermal Energi, dengan total kapasitas 120 mega watt.
Beroperasi sejak tahun 2001 PLTP Lahendong, beroperasi di dua wilayah yakni kota Tomohon dan kabupaten Minahasa.
Di kuartal ke tiga tahun 2020, PLTP Lahendong memiliki kapasitas 120 mega watt, dan berkembang menjadi salah satu penyuplai terbesar energi baru terbarukan bagi sistem kelistrikan di Sulawesi Utara dan Gorontalo.
Baca Juga: Kontraktor Utama PLTU Beri Bantuan Penanganan Covid-19 untuk Warga Sekitar Proyek
Pemanfaatan panas bumi menjadi listrik yang dialirkan PT Perusahaan Listrik Negara (PL, dapat dinikmati pelanggan rumah tangga maupun industri di Sulawesi Utara dan Gorontalo.
Energi panas bumi, merupakan energi hijau yang diklaim lebih ramah lingkungan dibanding pemanfaatan energi fosil. Sebab itu pemerintah Indonesia terus mengembangkan pemanfaatan panas bumi, sebagai sumber energi berkelanjutan.
“Untuk program jangka panjang, perseroan akan terus melakukan pengembangan pemanfaatan panas bumi di lahendong dan sekitarnya, tahun 2022 akan dikembangkan pltp skala kecil yakni 2 x 5 mega watt, dan pada tahun 2026 diproyeksikan akan ada penambahan 2 x 20 mega watt, sehingga total menjadi 50 mega watt, “ kata Salvius Patangke General Manager PT Pertamina Geothermal Energy, di Lahendong, Tomohon, Sabtu (10/10/2020).