Banjarmasin, Sonora.ID - Program Revolusi Hijau telah berhasil mengurangi luas lahan kritis di Kalimantan Selatan dari 649.000 hektar menjadi 511.000 hektar dalam tiga tahun terakhir.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menargetkan pemulihan kerusakan kawasan hutan dan lahan ini sebagai bagian dari upaya menjadikan daerah tersebut sebagai salah satu paru-paru dunia.
Setiap tahunnya kegiatan penanaman pohon yang dilakukan instansi pemerintah, swasta dan masyarakat mencapai lebih 35.000 hektar.
Guna mendukung program Revolusi Hijau ini pemerintah daerah telah membangun Persemaian Permanen yang menyiapkan beragam bibit pohon, terutama bibit tanaman bernilai ekonomi tinggi seperti buah-buahan.
Baca Juga: Meski Tak Melarang, Polda Kalsel Ingatkan Risiko Covid-19 saat Demo
Persemaian permanen tersebut bertujuan untuk penyediaan bibit berkualitas dalam jumlah besar pada waktu yang tepat sesuai dengan musim tanam.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Perbenihan Tanaman Hutan (BPTH) Kalimantan Selatan, Judita Nurdiana mengatakan dengan tersedianya persemaian permanen, maka pelaksanaan penanaman tidak akan terkendala masalah kekurangan bibit.
"Persemaian permanen merupakan wadah penyediaan bibit yang secara rutin memproduksi bibit berkualitas secara massal, cepat dan berkelanjutan," tuturnya.