Medan, Sonora.ID - Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi meminta seluruh Pemerintah Kabupaten/Kota di Sumut untuk mengoptimalkan penyerapan anggaran.
Pasalnya hingga saat ini ada beberapa kabupaten/kota masih minim dalam penyerapan anggaran.
"Saya minta pada kabupaten/kota untuk dengan cepat melakukan penyerapan anggaran. Dari data yang saya terima masih ada beberapa daerah yang serapannya rendah, di antaranya Padang Lawas sampai saat ini hanya melakukan penyerapan anggaran sebersar 20 persen. Ini paling terkecil dari kabupaten/kota lainnya," katanya.
Mengenai pemulihan ekonomi di masa pendemi Covid-19, Edy Rahmayadi juga meminta para kepala dearah untuk melakukan sosialisasi pada UMKM yang ada di daerah, agar memanfaatkan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk UMKM.
Baca Juga: Tutup Pintu Masuk ke Nias Selama 14 Hari, Gubernur Sumut: Kita Stop Penerbangan ke Sana
Menurutnya, sampai saat ini di Sumut hanya 340 ribu UMKM yang memanfaatkan bantuan ini, padahal untuk Sumut sudah disiapkan alokasi 2,4 juta UMKM.
"Kita sudah disiapkan 2,4 juta UMKM oleh Pemerintah Pusat. Contoh Jabar yang sudah 2,5 juta UMKM yang menerima dan memanfaatkan bantuan itu. Saya iri dengan provinsi lain yang begitu antusias memanfaatkan bantuan ini untuk pemulihan ekonomi di daerahanya," katanya.
Mengenai pangan, Edy juga meminta bantuan pada seluruh unsur terkait dalam menjaga ketahanan pangan di daerah. Kabupaten/kota diminta untuk memanfaatkan potensi pertanian daerah dalam menjaga inflasi di Sumut.
Kepala Perwakilan BI Sumut Wiwiek Sisto Widayat menjelaskan, di Sumut daya beli masyarakat sudah kembali meningkat.
Secara kumulatif, inflasi Sumut mencapai 0,40 persen, di bawah rata-rata historisnya.
Sepanjang 2020, deflasi utama bersumber dari kelompok transportasi didorong oleh penurunan tarif angkutan udara.
Deflasi tertahan oleh kenaikan harga emas perhiasan yang menjadi komoditas favorit di masa pandemi.
Mengenai kenaikan harga beberapa komoditas yakni Cabai Rawit dan Bawang Merah, menurut Wiwiek disebabkan oleh faktor curah hujan tinggi beberapa hari terakhir. Sedangkan kenaikan harga bawang putih dan daging ayam dipengaruhi faktor peningkatan permintaan konsumen di tengah ketersediaan stok yang cenderung terbatas.
Baca Juga: Jelang Liga 2, Gubernur Sumut: PSMS Ditarget Lolos Liga 1 di 2020
Harga cabai merah juga menunjukkan tren meningkat, meski stok masih dari Jawa dan Deli Serdang.
"Secara historis, bahan pangan menjadi penggerak inflasi utama. Bahan pangan seperti aneka cabai, ikan segar dan daging ayam ras menjadi penggerak inflasi utama di akhir tahun dalam tiga tahun terakhir. Di tiga bulan terakhir memang kita harus mengantisipasi gagal panen akibat tingginya curah hujan di beberapa daerah," jelas Wiwiek.