Bangkitkan Lagi Geliat Pariwisata, Dispar Kalsel Gandeng Para Pakar

22 Oktober 2020 16:55 WIB
Webinar 'Pariwisata Kalsel Bergerak dengan Adaptasi Kebiasaan Baru' yang digelar Dinas Pariwisata Kalsel
Webinar 'Pariwisata Kalsel Bergerak dengan Adaptasi Kebiasaan Baru' yang digelar Dinas Pariwisata Kalsel ( Smart Banjarmasin/Jumahudin)

Banjarmasin, Sonora.ID – Pandemi CoVID-19 yang sudah berlangsung lebih dari setengah tahun terakhir memberikan dampak besar bagi kehidupan masyarakat Kalimantan Selatan. Tak hanya di sektor kesehatan, namun sektor lainnya seperti pendidikan dan perekonomian pun merasakan akibatnya.

Tak terkecuali sektor pariwisata di Bumi Lambung Mangkurat yang selama ini mengandalkan wisata alam dan budaya, yang harus ikut terpuruk karena dampak pandemi. Apalagi kondisi tersebut juga turut dirasakan merata di semua lini, seperti penyedia jasa pariwisata dan perhotelan yang harus memangkas sebagian besar tenaga kerjanya.

Efek domino inilah yang menjadi fokus Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan untuk dapat kembali menghidupkan pariwisata daerah yang seolah mati suri beberapa bulan belakangan.

Melalui webinar ‘Pariwisata Kalsel Bergerak dengan Adaptasi Kebiasaan Baru’, Kamis (22/10) pagi tadi, Dinas Pariwisata Provinsi mengajak seluruh stakeholder terkait untuk berdiskusi dan mencari solusi.

Kepala Dinas Pariwisata Kalimantan Selatan, Muhammad Syarifuddin menuturkan bahwa pihaknya telah melakukan sosialisasi Sapta Pesona di 13 kabupaten/kota di provinsi ini kepada pengelola tempat wisata.

“Tempat wisata boleh buka dan tentunya sesuai dengan perizinan yang dikeluarkan oleh pemerintah kabupaten/kota setempat dengan harus mengikuti protokol kesehatan,” tuturnya saat paparan materi.

Penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) menurutnya menjadi tatanan yang mau tidak mau harus dilaksanakan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, tak terkecuali ketika melakukan kunjungan ke tempat wisata, untuk menekan risiko penyebaran virus Corona ketika di luar rumah.

“Pemprov Kalsel akan melakukan penyempurnaan destinasi wisata dan perhotelan untuk membentuk konsep baru,” jelasnya lagi.

Dalam konsep baru itu, stakeholder pariwisata harus punya sertifikat atau lisensi yang memuat standar pelayanan minimal. Terutama untuk mewujudkan 3 hal penting, yakni destinasi aman, destinasi sehat dan destinasi sehat.

Yang tak kalah pentingnya adalah promosi masif melalui media digital, elektronik dan cetak mengenai AKB di sektor pariwisata.

“Salah satunya mengedukasi wisatawan agar taat protokol kesehatan, yakni memakai masker, sering cuci tangan pakai sabun dan juga jaga jarak agar tercipta program CHSE (Clean, Healthy, Safety and Environment),” pungkasnya.

Webinar yang diikuti ratusan peserta itu ditujukan untuk menyiapkan para pegiat pariwisata di Kalimantan Selatan untuk bangkit kembali di tengah pandemi yang sedang terjadi saat ini.

Tentunya dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan membiasakan diri beraktivitas di masa AKB, sektor-sektor yang sempat terpuruk dapat kembali bangkit dan menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk menopang pembangunan.

EditorKumairoh
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm