Semarang, Sonora.ID - Ikan bandeng yang telah dikemas dalam sajian khusus dengan aroma cita rasa tinggi kini diproduksi di wilayah Bagok, Aceh Timur.
Tak hanya itu, ikan bandeng di Bagok kini yang tidak beraroma lumpur. Sehingga banyak masyarakat melirik dan menggemari bandeng daerah itu, terutama masyarakat kabupaten Bireun, Lhokseumawe, Aceh Utara dan Takengon.
Awalnya, banyak masyarakat Aceh yang “mengolah” ikan bandeng disajikan dengan berbagai macam masakan mulai dari gulai asam keueng, bandeng panggang, dan digoreng.
Baca Juga: 7 Manfaat Penting Pare Untuk Ibu Hamil Yang Jarang Diketahui, Salah Satunya Cegah Keguguran
Sementara di daerah Bagok, bandeng kini juga dipresto atau dipindang dengan menggunakan dandang khusus. Duri yang banyak dalam daging ikan itu hancur, dan tidak lagi menyulitkan ketika dikonsumsi warga.
Salah seorang pengolah bandeng presto, Nurmiati ibu rumah tangga asal Dusun Teupin Raya Desa Teupin Pukat, Kecamatan Nurussalam, Aceh Timur, kepada wartawan, saat berkunjung ke rumahnya, mengatakan, dia pertama kali memperoleh ilmu tentang cara presto ikan bandeng pada tahun 2007 lalu dari sebuah LSM yang membawa dirinya bersama beberapa temannya dari seluruh provinsi Aceh untuk melakukan studi banding ke Pulau Jawa.
“Sekitar satu bulan kami belajar di Jawa, mulai dari Jogja, Jepara, dan Jawa Barat. Sepulang kami ke Aceh, LSM tersebut memberikan kami sebuah dandang presto. Dengan kapasitas produksi hanya 50-60 ikan ukuran 3 ekor/kilo,” ungkap Nurmiati dengan keringat di wajahnya.
Baca Juga: Telah Diresmikan, Akhirnya Semarang Resmi Punya Jalur Sepeda!