"Itu harga mati, netralitas itu harga mati karena memang kita dituntut untuk netral di dalam pilkada, itu tidak boleh. Saya pernah nggak bicara soal Pilkada, nggak kan. Ngapain mau urusin siapapun yang terpilih itu adalah bagian dari pemerintah," tegasnya.
Lebih jauh, Nurdin meminta kepada seluruh masyarakat untuk melaporkan jika menemukan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang tidak netral di Pilkada serentak.
Sebelumnya, beredar rekaman suara Sekretaris Kecamatan Ujung Tanah Andi Syaiful yang diduga menekan tenaga honorer, Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KKPS) kecamatan, petugas TPS dan Panitia Pengawas Kecamatan Ujung Tanah untuk mendukung salah satu pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar.
Baca Juga: Tim Dilan Sempat Minta Perbaikan Surat Suara Pilkada Makassar 2020
Rekaman berdurasi 10 menit 22 itu tersebar di berbagai grup WhatsApp dan media sosial sehingga menjadi viral. Rekaman tersebut diduga direkam saat rapat bersama Sekcam Ujung Tanah dan para pengawal honorer di lingkup Kecamatan Ujung Tanah.
Namun, belum diketahui jadwal rapat tersebut dilaksanakan dan agenda rapat itu diduga untuk mengumpulkan para tenaga honorer di Kantor Kecamatan Ujung Tanah agar mendukung serta memenangkan salah satu Paslon di Pilkada Makassar.
Dalam rekaman suara itu, Sekcam Ujung Tanah, Andi Syaiful memberikan ultimatum kepada seluruh tenaga honorer atas perintah Camat Ujung Tanah.
"Loyalitas yang diharapkan, jika loyalitas rendah selaku pimpinan akan memberikan sanksi. Pak camat suruh saya ambil alih rapat ini karena berhalangan hadir dan akan rapat dengan salah satu calon," kata Sekcam Ujung Tanah dalam rekaman itu.
Baca Juga: Beredar Rekaman ASN Makassar Atur Pemenangan Paslon Pilkada 2020