Penjelasan BMKG
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jawa Tengah memberi penjelasan bahwa awan itu disebut lenticularis.
Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG Semarang Iis W Harmoko mengatakan awan seperti terperangkap karena hanya diam tak bergerak.
"Pada umumnya awan lenticularis merupakan awan atau kelompok awan yang berbentuk seperti piring atau lensa yang terperangkap dalam lapisan atmosfer bawah. Disebut terperangkap karena awan lenticularis umumnya tampak diam pada tempat terbentuknya," jelas Harmoko saat dihubungi Kompas.com, Kamis.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca 3 Oktober 2020: Waspada Cuaca Ekstrem di 8 Wilayah Ini
Awan muncul karena angin yang mengalir sejajar permukaan bumi mendapat hambatan dari objek seperti pegunungan.
Harus dihindari dari penerbangan
Awan lenticularis juga memberi isyarat agar pesawat menjauhi titik tersebut karena bisa membahayakan penerbangan.
"Gelombang gunung ini akan dapat menyebabkan terbentuknya turbulensi yang berbahaya bagi penerbangan," katanya.
Baca Juga: Diimbau Waspada! Cuaca Ekstrem Diprediksi Melanda 26 Wilayah Ini
Angin yang terhambat gunung kemudian naik dan membawa uap air. Uap air yang stabil yang mencapai suhu titik embun akam terkondensasi dan membentuk awan lenticularis.
Saat angin melewati gunung, maka proses kondensasi terhenti.
"Inilah mengapa awan lenticularis terlihat diam karena awan mulai terbentuk dari sisi arah datangnya angin (windward side) di puncak gunung kemudian menghilang di sisi turunnya angin (leeward side)," sebut dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fakta Fenomena Awan Melingkar di 3 Gunung, Bikin Resah Warga dan Bahaya Bagi Penerbangan".