Banjarbaru, Sonora.ID – Penanganan pandemi Covid-19 membuat penanganan masalah stunting di Kota Banjarbaru berpotensi terhambat.

Padahal hingga saat ini, masalah kekerdilan pada anak menjadi salah satu masalah utama kesehatan yang dihadapi masyarakat di Kota Idaman tersebut.

Hal itu yang mendasari Pemko Banjarbaru menggelar Rapat Koordinasi dengan pimpinan SOPD, beberapa waktu lalu, yang dipimpin Penjabat Sementara Wali Kota Banjarbaru, Bernhard E. Rondonuwu.

Ia mengatakan perlunya perhatian khusus untuk penanganan stunting, yang dapat diawali dengan pengumpulan data dari tingkat RT dan RW.

Setelah itu melaporkan data ke pihak kelurahan dan kecamatan, sehingga data yang didapat sinkron dengan yang lainnya.

Baca Juga: Masyarakat Alalak dan Kuin Deklarasi Gerakan Masyarakat Anti Politik Uang

“Mari kita sesuaikan semua data dengan tupoksinya masing-masing yang telah diterima,” ujarnya.

Ia mengungkapkan dari data yang dimiliki, sudah ada 5 kecamatan di Kota Banjarbaru yang ditemukan kasus stunting, salah satunya di Kecamatan Liang Anggang yang pada tahun lalu memiliki kasus tertinggi.

“Sehingga dengan data ini, kita dapat melakukan pencegaan,” jelas Bernhard.

Dalam kesempatan itu, Ia dan jajarannya juga membahas serta menegaskan terkait penanganan perumahan kumuh di bantaran sungai yang harus dapat perhatian dan bantuan dari pemerintah.

Termasuk juga terkait penerapan protokol kesehatan di seluruh SOPD yang harus dipertahankan dan ditingkatkan konsistensinya.

Mengingat saat ini menjelang Pilkada Serentak 2020 yang akan melibatkan warga untuk aktif dalam proses pemilihan, sehingga protokol kesehatan tak boleh diabaikan untuk menghindari penyebaran virus Corona.

“Kita juga tidak ingin ada penambahan klaster baru, yakni Klaster Pemilukada,” pungkasnya.

Baca Juga: DPW PSI Kalsel Ditargetkan Menangkan Paslon, Giring: Jangan Kasih Kendor