"Sekarang kami banyak kedatangan investor yang pindah dari Tiongkok. Jika ada dari Shizuoka yang mau berinvestasi, kami akan memfasilitasi," ucapnya.
Menurutnya, tingginya minat investor menanamkan modal di Jabar tidak lepas dari iklim investasi yang baik, kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni, dan infrastruktur yang akseptabel.
"Kami menjadi provinsi dengan investasi tertinggi di Indonesia. Kami mendapat survei bahwa SDM Jabar nilai kompetitifnya tinggi dan didukung pula oleh infrastruktur yang memadai," katanya lagi.
Baca Juga: Indonesian Voice Talent Perkenalkan Kehidupan Jadi Voice Over & Dubber Lewat Kelas di Jabodetabek
Selain fokus mendorong investasi, Pemerintah Provinsi Jabar fokus mengembangkan ekonomi pangan. Lahan yang tidak produktif akan digarap agar memiliki nilai ekonomi.
Gubernur pun mengajak Shizuoka untuk terlibat dalam pengembangan potensi ekonomi pangan di Jabar. Salah satunya dengan membawa teknologi pangan yang dapat dimanfaatkan masyarakat Jabar.
"Bisa dimanfaatkan oleh pengusaha Shizuoka dengan membawa teknologi pangan dan bisa dipasarkan untuk kebutuhan pangan domestik kami," katanya.
Baca Juga: Kota Bandung Bersiap Diri menjadi Kota yang Bebas dari Korupsi
"Pasca-COVID-19 kami juga akan fokus memperbaiki sistem kesehatan, kami dalam 20 tahun membutuhkan minimal 25 rumah sakit baru. Jika ada pengusaha Shizuoka di bidang kesehatan, kami akan fasilitasi," tambahnya.
Selaij itu juga ditawarkan kerja sama di bidang teknologi, ekonomi digital, dan pariwisata lokal.