TPID Kota Balikpapan Pastikan Kecukupan dan Ketahanan Pangan di Kota Balikpapan (
Balikpapan Sonora/ Etty)
Selanjutnya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan menyampaikan bahwa berdasarkan hasil asesmen Bank Indonesia Balikpapan, faktor yang mendorong terjadinya deflasi di Kota Balikpapan adalah merebaknya pandemi COVID-19.
Sebab sejak adanya pandemi covid-19 perlemahan permintaan atau daya beli terus mengalami penurunan.
Salah satu bukti adanya penurunan daya beli konsumen adalah adanya hasil survei Konsumen Bank Indonesia yang menunjukkan Indeks Keyakinan Konsumen berada pada level pesimis, melandainya inflasi bahan makanan seiring kecukupan pasokan di tengah permintaan yang tidak sekuat sebelumnya, serta berlanjutnya koreksi harga angkutan udara seiring rendahnya permintaan di sektor transportasi udara.
Penurunan tarif angkutan udara yang dialami menyesuaikan lemahnya permintaan yang ditengarai sebagai dampak kebijakan swab / rapid test bagi penumpang pesawat, kebijakan korporasi / perusahaan yang membatasi perjalanan dinas, dan adanya himbauan masyarakat untuk menahan bepergian ke luar daerah di masa pandemi.
Dalam HLM TPID Kota Balikpapan, juga hadir Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian, Dr.Ir. Agung Hendriadi, M.Eng sebagai narasumber.
Pada paparannya disebutkan bahwa komoditas-komoditas pangan seperti beras, bawang merah, cabai besar, cabai rawit tercatat mengalami defisit untuk Kalimantan Timur.
Hingga saat ini, hanya komoditas beras yang diintervensi langsung oleh pemerintah melalui BULOG sehingga ketersediaannya terjaga, sedangkan komoditas lain bergantung pada mekanisme pasar.
Badan Ketahanan Pangan secara aktif melakukan pemantauan stok pangan di masing-masing kota/kabupaten untuk menjamin ketersediaan pangan, serta memfasilitasi distribusi pangan dari sentra produksi ke daerah yang memerlukan melalui subsidi biaya distribusi yang telah dianggarkan dalam APBN.