Bandung, Sonora.ID - Induk Holding BUMN Farmasi Bio Farma, saat ini sedang mempersiapkan infrastruktur digital, dalam penyediaan dan layanan vaksin Covid-19, baik untuk kebutuhan program pemerintah maupun kebutuhan secara mandiri, sambil menunggu diterbitkannya Emergency Use Authorization (EUA) oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM).
Sistem infrastruktur digital ini, dibuat untuk menjawab tantangan-tantangan yang akan dihadapi saat program vaksinasi Covid-19 resmi diluncurkan oleh Kementerian Kesehatan RI.
Pembangunan sistem infrastruktur digital ini merupakan hasil kolaborasi BUMN melalui PT Telkom dan Bio Farma yang berperan sebagai agregator dengan mengintegrasikan data dari berbagai sumber Kementerian, Lembaga Pemerintah, seperti Dukcapil, Kemenkes, Kominfo, BPJS dan TNI Polri, untuk perencanaan distribusi vaksin, layanan vaksinasi, validitas calon penerima vaksin, hingga sistem monitoringnya, sehingga dalam pengembangannya ini, memerlukan dukungan dari berbagai pihak.
Baca Juga: Bio Farma: Harga Vaksin Covid-19 di Indonesia Kisaran Rp 200 Ribu
Sistem ini nantinya akan terintegrasi juga dengan anggota holding BUMN Farmasi lainnya, seperti Kimia Farma Trade and Distribution, Kimia Farma Klinik, yang merupakan anak perusahaan dari PT Kimia Farma, Tbk dan Indofarma Global Medika (IGM) anak perusahaan PT Indofarma, Tbk, hingga ke pelayanan vaksinasi seperti imunicare miliki Bio Farma, maupun rumah sakit, klinik, dan unit pelayanan kesehatan lainnya.
Untuk Bio Farma sendiri, Infrastruktur digital yang sedang disiapkan, meliputi pembuatan aplikasi yang dapat mengetahui keaslian produk vaksin Covid-19, implementasi sistem distribusi vaksin (cold chain system) secara real time.
Baca Juga: Terganjal Aturan, Ibnu Sina Gagal Jadi Relawan Vaksin CoVID-19