Sirozi berpendapat, ditambah lagi penerapan belajar daring yang dilakukan juga terkesan darurat dan tanpa persiapan, membuat pelaksanaan belajar daring yang dilakukan selama ini dinilai belum efektif.
“Jadi pelaksanaan belajar daring selama ini saya rasa terkesan tanpa persiapan, karena infrastruktur digital dan persiapan dari orang tua siswa dalam memberikan pendampingan kepada anak yang masih sangat minim. Seharusnya sejak awal para orang tua diberikan pembinaan terkait sistem belajar daring ini,” ungkapnya.
Baca Juga: Nadiem Bolehkan Sekolah Tatap Muka, Disdikbud Kalsel Tunggu Covid-19 Terkendali
Untuk itu, lanjut Sirozi, beberapa hal yang menjadi tantangan pemerintah dalam perbaikan sistem pendidikan Indonesia diantaranya mengoptimalkan infrastruktur digital dan membuat desain kurikulum yang cocok untuk para pelajar.
“Jadi tidak hanya infrastruktur digital yang perlu dibenahi, tetapi juga desain kurikulum yang cocok dilaksanakan pada saat belajar daring. Karena saat ini proses belajar daring masih memakai kurikulum sekolah tatap muka, jadi wajar saja masih banyak kesulitan teknis yang dialami,” tutupnya.
Baca Juga: Simulasi Sekolah Tatap Muka di Banjarmasin Dihentikan, UAS Digelar Daring