Kedua, menerbitkan edaran untuk membuka kembali kegiatan ekonomi pasca lebaran. Hal ini dikarenakan setelah lebaran orang lebih rileks tanpa berpikir pulang kampung. Setelah lebaran, berbagai tempat makan dan tempat wisata mulai dibuka secara bertahap dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
“Kami mulai memberanikan diri mengadakan acara rapat di hotel misalnya, dengan alasan memberi suatu keyakinan bahwa kita bisa melakukan asal menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Kami juga mengunjungi tempat-tempat wisata. Bantuan BUMDes wisata juga terus dilakukan agar desa wisata terus bergerak,” katanya.
Yang tak kalah penting, lanjutnya, menjaga agar tren kasus Covid-19 di Jatim terus menurun. Bila kasus Covid-19 ini bisa terus ditekan, ia meyakini kondisi ekonomi masyarakat akan terus membaik.
Baca Juga: Sah, Anggaran Belanja Jatim Tahun 2021 Capai Rp 32,8 Triliun
“Kita berharap kasus covid-19 ini jangan naik. Optimisme ekonomi dijaga. Kita harus tahu kapan ngerem, kapan kita tancap gas,” katanya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Jatim, Difi Ahmad Johansyah mengatakan, sinergi kebijakan antara Pemprov Jatim dengan berbagai pihak atau otoritas di Jatim telah berhasil mempercepat pemulihan perekonomian Jawa Timur dan menopang
Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Hal ini diwujudkan melalui percepatan realisasi anggaran hingga triwulan III 2020, baik dari sisi APBN, APBD Provinsi maupun Kab/kota.
Baca Juga: Soal Pemulihan Ekonomi Nasional, Ini Strategi yang Bakal Dilakukan Bank Indonesia