“Bank Indonesia Jawa Timur juga terus melaksanakan penguatan elektronifikasi transaksi keuangan pemerintah daerah, serta digitalisasi UMKM sebagai rangkaian pemulihan ekonomi daerah. InsyaAllah 2025 kita punya sistem pembiayaan Indonesia atau sistem transaksi online yang memudahkan masyarakat untuk pembayaran non tunai,” katanya.
Menurutnya, respon cepat dan tepat dari sinergi kebijakan antara pemprov dengan berbagai lembaga atau otoritas telah menopang perbaikan ekonomi Jawa Timur. Dimana di triwulan III 2020 telah menunjukkan pola V-Shaped Recovery. Hasil Survei yang dilakukan BI turut mengkonfirmasi V-Shaped Recovery Perekonomian Jatim pada triwulan III 2020, baik dari sisi supply maupun demand.
“Diperlukan sinergi kebijakan untuk mendorong sektor potensial Jatim sehingga diharapkan perekonomian Jatim kembali kepada path potensial. Sektor yang telah menjadi unggulan Jawa Timur perlu terus dioptimalkan untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi,” terangnya.
Dalam kesempatan tersebut, juga dilakukan penandatanganan beberapa MoU. Yakni MoU Kadin Kediri dengan Diaspora AS terkait Kerjasama Pemasaran Produk UMKM dengan Diaspora AS, dimana MoU dilakukan secara virtual.
Kemudian MoU BI Jatim dengan PP Bahrul Maghriroh Penyelenggaraan Pelatihan bagi Santri dan Optimalisasi Pemanfaatan Balai Latihan Kerja (BLK), MoU BI Jatim dengan PWNU Jatim Kerjasama Pengembangan Ekonomi Santri. Serta, MoU BI Jatim dengan Tim Penguatan OPOP Kerjasama Penyelenggaraan Sertifikasi Profesi dan Pelatihan bagi Santri dan Pesantren di Provinsi Jawa Timur.
Baca Juga: Hibah Pariwisata, 212 Hotel dan 783 Restoran di Surabaya Lolos Verifikasi