“Banyak para pelatih yang memberikan beberapa pelatihan di sini bilang seperti itu, mereka juga heran karena warga di sini cepat menangkap materinya dan langsung bisa. Diajari bikin batik langsung bisa bahkan ada yang diambil desainer Jakarta, bikin sepatu juga bisa, masakannya pun juga enak-enak, seperti Rawon Dolly milik Jarwo ini, enak sekali. Itulah kenapa UMKM di sini cepat berkembang,” tegasnya.
Oleh karena itu, ia mengaku eman dan sangat disayangkan jika skill dan kecerdasan mereka itu tidak dieksplore. Makanya, ia pun mengajak kepada jajarannya dan juga warga di eks lokalisasi Dolly itu untuk bergerak dan berusaha.
“Jadi, ayo bergerak, jangan diam. Kalau kita melakukan dengan tulus, Insya Allah Gusti Allah akan memberikan rejeki kepada kita,” katanya.
Ia juga menjelaskan alasannya kenapa dulu harus menutup lokalisasi Dolly. Sebab, jika tidak ditutup dia akan diminta pertanggungjawabannya oleh Tuhan pertama kali, karena pada saat itu dia sudah mengetahui data-data anak-anak beserta impactnya jika masih terus dilanjutkan.
“Oleh karena itu, saya mohon ayo warga semangat terus. Kalau nanti pendapatannya sudah banyak, maka anak-anak di sini juga bisa sekolah dengan lebih baik, karena saya bermimpi suatu saat nanti anak-anak di sini semakin sukses,” tegasnya.
Peraih penghargaan Scroll of Honour Award ini juga menjelaskan bahwa diberi nama SWK Studio karena dulu ini bekas wisma studio. Nantinya setelah pandemi Covid-19 ini berakhir, ia berharap SWK ini bisa buka 24 jam nonstop, karena memang traffic lalu lintas di jalan itu sangat tinggi.
Baca Juga: Panen Raya Hidroponik, Risma Minta Warga Surabaya Manfaatkan Hutan Kota untuk Liburan Akhir Tahun